Pemanfaatan Bakteri Endofit Untuk Pengelolaan Nematoda Parasit Pada Kopi dan Hortikultura - Bringing the Lab to the Field - Ankardiansyah Pandu Pradana, S.P., M.Si. Dosen PS Proteksi Tanaman Universitas Jember Alumni S2 Fitopatologi Institut Pertanian Bogor Outline Fakta di lapangan Teori pendukung Pengembangan bionematisida Aplikasi di lapangan Fakta di Lapangan “Sebagian besar petani yang kami ajak diskusi tidak tahu bahwa tanamannya terinfeksi nematoda” Fakta di Lapangan Komoditi Lokasi Survei Nematoda Populasi ± SD Tomat Desa Sumberketempah – Kab Jember Meloidogyne spp. 101.30 ± 30.21 Kopi Arabika Pegunungan Ijen – Kab Bondowoso Radopholus sp. 37.60 ± 20.70 Pratylenchus sp. 130.12 ± 28.46 Xiphinema sp. 24.32 ± 8.18 Kopi Robusta Kalibendo – Kab Banyuwangi Pratylenchus sp. 107.66 ± 8.32 Kentang Desa Sumber Brantas – Kota Batu – Malang Globodera sp. 195.02 ± 21.11 Padi Kabupaten Bantul Meloidogyne graminicola 116.22 ± 18.60 Keterangan: Disurvey pada Oktober 2020 s.d. Mei 2021 Populasi per 100 ml tanah Kehilangan Hasil Akibat Infeksi NPT ▪ Infeksi Meloidogyne graminicola ▪ Infeksi Meloidogyne spp. menyebabkan kehilangan hasil 17- menyebabkan 30-40% umbi tidak 30% layak jual ▪ Infeksi Aphelenchoides besseyi ▪ Infeksi Globodera rostochiensis menyebabkan kehilangan hasil 30- menyebabkan kehilangan hasil 50% lebih dari 50% Padi Hajihassani et al. (2013) & Singh et al. (2014) Kentang Wang et al. (2008) & Dutta et al. (2012) ▪ Infeksi Pratylenchus coffeae pada ▪ Kehilangan hasil mencapai 80% tanaman kopi arabika dapat ▪ Dapat menyebabkan gagal panen/ menyebabkan gagal panen dan kematian tanaman jika terjadi kematian tanaman infeksi ganda dengan patogen lain ▪ Infeksi Pratylenchus coffeae pada Seid et al. (2015) tanaman kopi robusta dapat Kopi menyebabkan kehilangan hasil s.d. 78% Tomat Inomoto dan Oliveira (2008) & Elling (2013) Kehilangan Hasil Akibat Infeksi NPT ▪ Infeksi Xiphinema, Pratylenchus ▪ Infeksi Radopholus similis dan sp., dan Longidorus sp. dapat Pratylenchus sp. dapat menyebabkann menyebabkan kehilangan hasil kehilangan hasil sampai dengan 12,5 sampai dengan 20% ton per hektar Koenning et al. (1999) O'bannon (1977) Jagung Pisang ▪ Bersinergi dengan Ralstonia ▪ Radopholus similis dan Meloidogyne solanacearum menyebabkan spp. menyebabkan penyakit kuning layu dan kematian >50% pohon pada lada. Kehilangan hasil s.d. 50% tembakau pada suatu lahan ▪ Infeksi nematoda dapat menyebabkan Dalmadiyo (2004) kehilangan hasil sampai dengan 65% pada jahe Tembakau Rempah2 Mustika (2015) & Suryanti et al. (2015) Teknologi Pengendalian Secara Umum Rotasi Tanaman Tanaman Perangkap Solarisasi Lahan Fumigasi Tanah Pengendalian Biologi Pengendalian Kimiawi Endofit Tidak Spesifik Inang? Peneliti Sumber Isolat Aplikasi Hallmann et al. Menekan infeksi Meloidogyne spp. pada Tomat (2007) tomat Efektif meningkatkan pertumbuhan Munif et al. (2012) Tanaman kehutanan tanaman lada terinfeksi nematoda Menekan keparahan penyakit akibat infeksi Wibowo (2014) Tanaman kehutanan Meloidogyne spp. pada tomat Meningkatkan pertumbuhan tanaman Mohanty et al. (2017) Jarak (Jatropha curcas) jagung Menekan infeksi Meloidogyne spp. pada Asyiah et al. (2021) Kopi tomat Cost-Effective Bionematicide Formula 3 genus Bacillus sp. + Pseudomonas dimunita ▪ Bahan organik (kotoran hewan) segar Suspensi Konsorsium Bakteri Endofit: ▪ Sumber vitamin ▪ 200 g tauge kacang hijau 7L ▪ Sumber gula ▪ 20 g gula pasir ▪ Sumber protein ▪ 1 L akuades ▪ Sumber nitrogen ▪ 1000 L air Cost-Effective Bionematicide Formula Kondisi Awal 6 Bulan Penyimpanan Cost-Effective Bionematicide Formula ▪ Konsorsium bakteri endofit TmtN5 + 100 g kompos rumput + 100 g kascing + 10 ml molase + 1 g pepton + 50 ml akuades ▪ Konsorsium bakteri endofit TmtN2 + 100 g kompos rumput + 100 g kascing + 10 ml molase + 1 g pepton + 50 ml akuades ▪ Konsorsium bakteri endofit GsgN2 + 100 g kompos rumput + 100 g kascing + 10 ml molase + 1 g pepton + 50 ml akuades Pradana et al. (2020) Cost-Effective Bionematicide Formula Bakteri dengan viabilitas tertinggi adalah isolat MSJ, yaitu 2.5 × 106 cfu mL-1 dalam formula 4, sedangkan isolat Bacillus sp. AA2 dan Bacillus sp MER masing-masing 1.9 × 106 cfu mL-1 dan 1.2 × 106 cfu mL-1 dalam formula 3 Cost-Effective Bionematicide Formula Pemilihan Isolat di Laboratorium ▪ Aman bagi makhluk hidup dan lingkungan ▪ Dapat diperbanyak pada cost-effective media ▪ Memiliki sifat fisiologis yang mendukung ▪ Mampu mengendalikan nematoda secara langsung ▪ Mampu mengendalikan nematoda secara tidak langsung Cost-Effective Bionematicide Formula Cost-Effective Bionematicide Formula Cost-Effective Bionematicide Formula Pemilihan Bahan Pembawa ▪ Menyediakan lingkungan mikro yang cocok untuk mikroba ▪ Memiliki sifat fisik dan kimia yang mendukung selama masa penyimpanan ▪ pH media pembawa mudah diatur ▪ Stabil dalam masa penyimpanan ▪ Tidak terjadi perubahan sifat fisik dan kimia yang signifikan selama disimpan ▪ Allow a rapid and controlled release of bacteria ▪ Ekonomis dan ramah lingkungan. Aplikasi di Lapangan Konsentrasi & Dosis Teknik Aplikasi Bahan Campuran Waktu Aplikasi di Lapangan (K-) kontrol; (K+) 5 g carbofuran per tanaman; (P1) 0.5% bioematisida; (P2) 1% bionematisida; (P3) 1.5% bionematisida; (P4) 2% bionematisida Aplikasi di Lapangan Parameter Kontrol Aplikasi Bakteri Endofit Total gula (%) 6.7 12.5 Total protein (%) 5.93 3.76 Total klorofil (g m-2) 0.38 0.53 Aplikasi di Lapangan 250 f 200 e de cd bc b 150 ∑ Sista NSK a 100 50 0 K+ K- P1 P2 P3 P4 P5 30,00 d c ∑ Nematoda Betina Dewasa 25,00 cd c c 20,00 b 15,00 a 10,00 5,00 0,00 K+ K- P1 P2 P3 P4 P5 (K-) kontrol; (K+) 5 g carbofuran per tanaman; (P1) 1% bioematisida; (P2) 2% bionematisida; (P3) 3% bionematisida; (P4) 4% bionematisida; (P5) PGPR Komersial Aplikasi di Lapangan Aplikasi di Lapangan Aplikasi di Lapangan Nilai Dominansi Nematoda 18,00 16,00 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 Bacterial-feeders Omnivores Predator Fungal-feeders Plant-feeders Perlakuan P1 Perlakuan P2 Perlakuan P3 Perlakuan P4 Perlakuan K- Perlakuan K+1 Perlakuan K+2 Perlakuan P0 K- : Tanpa pupuk hayati cair dan bahan organik P1 : 30 ml pupuk hayati cair + 5 liter bahan organik K+1 : 60 ml pupuk hayati cair P2 : 60 ml pupuk hayati cair + 5 liter bahan organik K+2 : 5 liter bahan organik P3 : 90 ml pupuk hayati cair + 5 liter bahan organik P0 : Sebelum Perlakuan P4 : 120 ml pupuk hayati cair + 5 liter bahan organik Aplikasi di Lapangan Consume N in the Release excess N form of proteins in the form of Bacterial-feeding and other N- ammonium, N available for nematode containing which is readily plant compounds in available for plant bacterial tissues use Nutrient Mineralization Aplikasi di Lapangan Aplikasi di Lapangan Kesimpulan Formulasi bakteri endofit sebagai bionematisida dapat menjadi solusi permasalahan infeksi nematoda di berbagai komoditas Aplikasi formula disesuaikan dengan teknik yang umum digunakan oleh petani Penambahan bahan organik yang diperkaya dengan bakteri endofit dapat meningkatkan keragaman nematoda non parasite di tanah TERIMA KASIH
Enter the password to open this PDF file:
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-