COVER i S yukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa kami panjatkan karena atas perkenan - Nya Kajian Fiskal Regional (KFR) Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta Triwulan I Tahun 202 3 ini telah diselesaikan dengan baik. Seiring dengan penguatan peran Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta sebagai Regional Chief Economist dan implementasi Shadow Organization lingkup DJPb , kami harapkan KFR ini dapat memberikan gambaran yang lengkap dan mendal am kepada pembaca mengenai kondisi perekonomian dan fiskal terkini di Provinsi DKI Jakarta selama Triwulan I 202 3 Selain mengulas tema umum terkait perkembangan ekonomi dan fiskal di wilayah Provinsi DKI Jakarta, KFR untuk periode Triwulan I 2023 ini meng ulas profil UMKM dan BUMD sebagai bagian dari analisis pengembangan ekonomi daerah. Selanjutnya, kajian ini juga mengusung analisis tematik yang komprehensif. Terdapat empat tema khusus yaitu analisis: (i) program ketahanan pangan, (ii) program pengelolaan sampah, (iii) penyediaan air bersih dan sanitasi layak, dan (iv) reviu kinerja program strategis nasional on going project Sinergi dan semangat kolaboratif antar berbagai pihak terka it juga me njadi penentu kesuksesan dalam penyusunan KFR ini. Untuk itu, apresiasi dan ucapan terima kasih setinggi - tingginya kami sampaikan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Bank Indonesia DKI Jakarta, Badan Pusat Statistik DKI Jakarta serta p ihak eksternal dan internal yang telah membantu penyusunan KFR Triwulan I 2023 ini. Tiada gading yang tak retak, t entunya KFR ini memiliki berbagai kekurangan da n membutuhkan masukan yang konstruktif untuk perbaikan kualitas dalam penyusunan yang akan datang. Kami sangat berharap, KFR ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, para pengamat kebijakan publik, dan para akademisi Diharapkan pula r ekomendasi dalam kajian ini juga dapat menjadi dalam pengambilan kebijakan ekonomi dan fiskal regional yang lebih baik di masa mendatang Jakarta, 19 Mei 2023 Kepala Ka nwil Ditjen Perbendaharaan Di tjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta ttd Mei Ling ii iii iv v vi vii viii Perkembangan Indikator Ekonomi Makro dan Kesejahteraan Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta yang terus bergerak positif , dimulai dari tahun 2021 , terus berlanjut sampai awal tahun 2023. Berbagai indikator menggambarkan pemulihan ekonomi berjalan dengan baik. P enguatan ini didorong oleh penurunan harga komoditas energi dan permintaan domestik yang stabil. Inflasi selama periode triwulan I 2023 fluktuatif namun masih lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu namun secara umum lebih rendah dari tingkat inflasi nasional Nilai PDRB DKI Jakarta atas dasar harga berlaku sebesar Rp 843,97 tri l iun dengan komponen terbesar berasal dari Konsumsi Lembaga Non - Profit yang Melayani Rumah Tangga (sisi Pengeluaran) dan Transportasi dan Pergudangan (sisi Lapangan Usaha). Kontribusi fiskal terhadap pembentukan PDRB di triwulan I 2023 sebesar Rp73,37 triliun meliputi Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar Rp37,22 triliun, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar Rp24,69 triliun, dan Investasi Pemerin tah sebesar Rp11,46 triliun. Tingkat kesejahteraan penduduk DKI Jakarta cenderung semakin meningkat. Hal tersebut digambarkan dari perkembangan berbagai indikator kesejahteraan yang semakin membaik, antara lain penurunan tingkat kemiskinan, tingkat pengang guran terbuka, dan indeks rasio Gini. Demikian pula, indeks Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Nelayan terus meningkat. Rasio Gini perlu mendapatkan perhatian karena berada dalam kategori ketimpangan menengah walaupun masih lebih rendah dari rasio Gini di wilayah DI Yogyakarta dan Jawa Barat. Perkembangan Fiskal Regional Kinerja APBN dan APBD pada triwulan I 2023 memiliki kinerja yang positif. Pada APBN, terjadi surplus sebesar Rp 135,03 triliun yang disebabkan peningkatan realisasi pendapatan sebesar 39,6% dan penurunan realisasi belanja sebesar 29,61%. Sedangkan pada APBD, terdapat surplus sebesar Rp5,02 triliun yang terjadi karena pendapatan meningkat sebesar 20,04% dan belanja yang juga meningkat sebesar 44,02%. Terkait APBN, pendapatan negara mencapai R p419,78 triliun yang utamanya berasal dari penerimaan perpajakan (85,58%). Namun demikian kontribusi PNBP juga perlu untuk diperhatikan karena porsinya yang semakin meningkat mencapai 14,39%. Sedangkan, realisasi belanja sebesar Rp284,75 triliun, yang dido minasi oleh belanja pegawai dan belanja barang. APBD Provinsi DKI Jakarta pada triwulan I 2023 mencatat pendapatan sebesar Rp 12,19 triliun dan belanja sebesar 7,16 triliun. Pendapatan utama ditopang dari PAD yang mencapai Rp8,47 triliun. Sedangkan pada sis i belanja disumbang utamanya dari belanja operasi yang terdiri dari komponen belanja tertinggi adalah belanja pegawai sebesar Rp4,84 triliun (55,09%) diikuti oleh belanja barang sebesar Rp2,4 triliun atau 28,71%. Perkembangan kinerja pendapatan dan belanja konsolidasian triwulan I 2023 meliputi t otal pendapatan sebesar Rp428,17 triliun naik 37,74% dari tahun lalu. Sedangkan belanja mencapai Rp291,73 triliun yang turun 29,05% dibandingkan tahun lalu. ix Pengembangan Ekonomi Regional Untuk mendorong pengembangan ekonomi di DKI Jakarta, diperlukan perhatian terhadap kinerja ekspor, sektor unggulan dan sektor potensial. Industri pengolahan masih menjadi penyokong utama ekspor dengan komponen tertinggi meliputi: (1) Kendaraan dan Bagianny a, (2) Logam mulia dan perhiasan/ permata, (3) Mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya; dan (4) Ikan, krustasea, dan moluska. Sektor unggulan yang menyerap tenaga kerja terbesar adalah sektor Jasa Keuangan dan Akuntansi. Sedangkan dari sektor potensial yaitu sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Beberapa profil perusahaan, koperasi, dan BUMD terpilih dan dipresentasikan dalam KFR ini sebagai model untuk menggambarkan bagaimana peran perusahaan dan organisasi tersebut dal am pengembangan ekonomi DKI Jakarta. Pertama , PT Piviko Manunggal dipilih sebagai salah satu model UMKM binaan Kanwil DJBC Provinsi DKI Jakarta yang bergerak di sektor industri pengolahan yang memproduksi fashion kreatif berorientasi kelestarian lingkungan dengan bahan utama dari serat alami. Kedua, Koperasi Astra Internasional, merupakan salah satu koperasi besar di Indonesia yang mendukung perkembangan ekonomi berbasis masyarakat. Terakhir adalah Bank DKI, dipilih karena merupakan BUMD milik Pemerintah Pr ovinsi DKI Jakarta yang berkontribusi terhadap pengembangan UMKM sebagai salah satu penyalur KUR di wilayah DKI Jakarta. Analisis Tematik Pemilihan analisis tematik merupakan pendalaman terhadap isu - isu lokal dan strategis yang telah dipresentasikan setiap bulan dalam press conference ALCo selama periode triwulan I 2023. Adapun a nalisis tematik dalam KFR ini terdiri dari empat topik sebagai berikut: 1. Analisis Program Ketahanan Pangan Sebagai isu vital di DKI Jakarta yang sangat tergantung dengan daerah/ wilayah lain mengingat DKI Jakarta tidak memiliki lahan produksi pangan yang cukup. 2. Analisis Program Pengelolaan Sampah Penelitian ini terkait dengan permasalahan kota - kota besar pada umumnya yang memiliki volume sampah yang besar dan masih terbata s dalam upaya pengelolaan sampah yang berorientasi kelestarian lingkungan. 3. Analisis Program Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Layak Menjadi isu penting dalam upaya penataan kawasan pemukiman dan lingkungan serta peningkatan Kesehatan masyarakat khususnya pada kawasan kumuh dan padat penduduk. 4. Analisis Reviu Kinerja Program Strategis Nasional Ongoing Project Mengangkat perkembangan dan kinerja proyek Jakarta Sewerage System sebagai bagian dari Program Strategis Nasional yang berkaitan dengan sanitasi dan li ngkungan. x Pembatas 1 1 1.1 Analisis Perkembangan Indikator Ekonomi 1.1.1 Produk Domestik Regional Bruto Sebagai sentra perekonomian nasional, peran Provinsi DKI Jakarta masih sangat signifikan terhadap PDB secara nasional maupun PDRB regional. P ada triwulan I tahun 2023, Provinsi DKI Jakarta masih mendominasi perekonomi an Pulau Jawa K ontribusi perekonomian Jakarta terhadap PDRB Pulau Jawa sebesar 29,60 % , yang diikuti oleh Provinsi Jawa Timur sebesar 24,99%, Jawa Barat 22,35%, Jawa Tengah sebesar 14,54%, Banten 6,96% dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 1,55% ( Bappeda, 2023) Pada lingkup nasional, r egional Jawa berkontribusi 57,17% terhadap perekonomian Nasional (BPS, 2023). 1.1.1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Pada triwulan I tahun 2023, perekonomian Jakarta menunjukkan pertumbuhan positif. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan aktivitas dan konsumsi masyarakat terutama menjelang dan pada awal bulan puasa di pertengahan Maret 2023. Selain itu, penguatan ekonomi Jakarta pada triwulan I tahun 2023 juga didukung oleh menurunnya harga komoditas energi dan terjaganya permintaan domesti k Dibandingkan dengan pertumbuhan secara nasional, laju Jakarta lebih rendah 0,08% walaupun pada triwulan II dan III 2022 tercatat pertumbuhan ekonomi Jakarta lebih tinggi dibandingkan rata - rata nasional. Sumber: BPS Nasional & BPS Provinsi DKI Jakarta, 2022 - 2023 4,61 5,61 5,93 4,85 4,95 5,02 5,46 5,73 5,01 5,03 Tw I 2022 Tw II 2022 Tw III 2022 Tw IV 2022 Tw I 2023 DKI Jakarta Nasional Analisis Ekonomi Regional Grafik 1. 1 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Jakarta dan Nasional, Tw I 2022 - Tw I 2023 DKI Jakarta menjadi kontributor utama penggerak perekonomian regional Jawa dan Nasional yang terus menunjukkan pertumbuhan positif. 2 Ekonomi Jakarta pada triwulan I tahun 2023 tumbuh sebesar 4,95% (y - on - y). Dari sisi P engeluaran, terdapat tiga komponen dengan pertumbuhan tertinggi yaitu Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non - Profit Yang Melayani Rumah Tangga (PKLNPRT), Pengeluaran Konsumsi Ru mah Tangga (PKRT), dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) Sedangkan dari sisi La pangan U saha, pertumbuhan tertinggi terdapat pada se k tor Transportasi dan Pergudangan, Jasa Lainnya, serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum. 1.1.1. 2 PDRB berdasarkan Pengeluaran Selama triwulan I 2023, semua komponen pengeluaran berkembang secara positif. Komponen PKLNPRT tumbuh paling besar yaitu 7,95 persen. Peningkatan aktivitas Lembaga keagamaan dan partai politik akan menjadi pendorong konsumsi LNPRT. Hal ini juga tercermin d ari peningkatan penggunaan listrik pada berbagai lembaga sosial Komponen PKRT tumbuh 4,18 persen disebabkan oleh peningkatan konsumsi di kelompok Restoran dan Hotel dan kelompok Transportasi dan Komunikasi. Kondisi yang telah kembali normal dan aktivitas bisnis kembali juga kembali normal menjadi penyebab utama mobilitas perusahaan di dalam dan luar negeri. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlahnya penumpang semua moda transportasi. Komponen PKP juga ada di triwulan ini terus berkembang secara positif. Dalam periode ini, PKP tumbuh sebesar 1,79 persen Pengeluaran untuk barang dan jasa juga meningkat belanja kesejahteraan pemerintah. Sumber: BPS DKI Jakarta , 2023 Dibandingkan triwulan IV tahun 2022 (q - to - q), ekonomi Jakarta tumbuh sebesar 0,72 persen. Dari sisi pengeluaran, terutama didorong melalui komponen PKLNPRT dan PKRT, sementara komponen lainnya berkontraksi. Komponen PKLNRT tumbuh 0,11 persen dipicu oleh pe ningkatan aktivitas berbagai Lembaga sosial . PKRT naik sebesar 0,06 persen terutama karena peningkatan pengeluaran kelompok makanan dan minuman; perumahan dan peralatan rumah tangga; dan kesehatan dan jasa pendidikan. Komponen investasi tetap Minyak mentah (PMTB) menyusut 2,17 persen terutama karena menurunnya output konstruksi. PKP terkontraksi tajam minus 41,97 persen. Ini adalah model musiman di mana pada awal tahun anggaran masih rendah. 7,95 4,18 1,79 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Konsumsi LNPRT Konsumsi Rumah Tangga PKP Grafik 1. 2 Tiga Komponen dengan tingkat pertumbuhan tertinggi PDRB DKI Jakarta Triwulan I 2023 menurut Pengeluaran 3 T abel 1. 1 Indikator Produk Domestik Regi onal Bruto (PDRB) Menurut Pengeluaran Komponen Pengeluaran PDRB Atas Harga Berlaku (Triliun Rupiah) PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Triliun Rupiah) Distribusi Atas Dasar Harga Berlaku Pertumbuhan (%) Terhadap Triwulan IV 2022 Terhadap Triwulan I 202 3 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 514,32 290,51 60,94 0,06 4,18 2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 17,36 10,65 2,05 0,11 7,95 3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 78,72 43,59 9,33 - 41,97 1,79 4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 283,55 183,91 33,60 - 2,17 1,32 5 Pertumbuhan Inventori 11,33 4,79 1,34 - - 6 Ekspor Barang - barang dan Jasa - jasa 545,71 292,82 64,66 - 1,17 11,89 7 Impor Barang - barang dan Jasa - jasa 607,02 322,24 71,92 - 10,28 7,01 PDRB 843,97 504,03 100,00 0,72 4,95 Sumber: BPS DKI Jakarta , 2023 Jika dibandingkan dengan PDB Nasional, PDRB menurut pengeluaran DKI Jakarta berdasarkan harga konstan 2010, menyumbang sebesar 17,02% dari PDRB Nasional. Sedangkan, PDRB atas harga berlaku menyumbang sebesar 16,6 4 % dari PDB Nasional. Tabel 1. 2 PDB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran Komponen Harga Berlaku Harga Konstan 2010 Tw I - 2022 Tw IV - 2022 Tw I - 2023 Tw I - 2022 Tw IV - 2022 Tw I - 2023 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2.421,4 2.641,9 2.682,0 1.513,5 1.578,3 1.582,1 2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 53,2 59,5 59,5 33,3 35,7 35,4 3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 253,4 507,0 269,6 153,0 291,2 159,1 4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 1.373,6 1.525,9 1.476,5 910,1 965,1 929,3 5 Perubahan Inventori 110,6 - 112,7 121,8 60,3 - 58,7 62,7 6 Ekspor Barang dan Jasa 1.032,6 1.264,2 1.151,6 641,6 757,5 716,6 7 Dikurangi Impor Barang dan Jasa 922,3 1.068,9 992,2 565,3 624,4 581,0 Diskrepansi Stastistik 186,1 298,0 302,9 72,8 43,8 57,0 PDB 4.508,6 5.114,9 5.071,7 2.819,3 2.988,6 2.961,2 Sumber: BPS . 2023 4 1.1.1. 3 PDRB Lapangan Usaha Berdasarkan sisi produksi, hampir seluruh lapangan usaha tumbuh positif yang didominasi oleh Transportasi dan Pergudangan yang mencatat kinerja tertinggi dengan pertumbuhan sebesar 17,43%. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya mobilitas masyarakat yang berd ampak pula terhadap meningkatnya aktivitas transportasi di Jakarta. Setelah Transportasi dan Pergudangan, disusul pada posisi kedua adalah Jasa Lainnya yang tumbuh sebesar 13,16% yang sangat terlihat pada aktivitas hiburan dan pariwisata. Hal ini dapat dil ihat dari meningkatnya pengunjung pada tempat rekreasi dan event hiburan di Jakarta seperti konser musi k pada awal tahun 2023. Peningkatan ini juga memberikan dampak pada kinerja Penyediaan Akomodasi dan Makan minum yang tumbuh sebesar 8,27%. Peningkatan i ni didukung oleh meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara dan rata - rata Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Jak a rta dan aktivitas makan minum di restoran. Sumber: BPS DKI Jakarta , 2023 Secara q - to - q , pertumbuhan tertinggi berada pada Jasa Keuangan dan Asuransi yaitu sebesar 8,47%. Hal ini didukung pula dengan tingginya kinerja pada jasa perantara keuangan. Selanjutnya pada posisi kedua, disusul oleh Pengadaan Listrik dan Gas yaitu tumbuh sebesar 4,44 % yang didorong oleh penyaluran gas kota di Jakarta. Jasa lainnya berada pada urutan ketiga dengan pertumbuhan sebesar 3,15% yang didukung oleh meningkatnya pengunjung tempat hiburan. Sementara, terdapat dua kategori yang mengalami kontraksi yaitu terjadi pada Pertambangan dan Penggalian sebesar minus 8,16% dan diikuti oleh Pengadaan Listrik dan Gas sebesar minus 7,69%. Selanjutnya, terdapat beberapa kategori yang mengalami kontraksi yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Administrasi, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib; dan Jasa Pendidikan. Secara nasional, pada triwulan I tahun 2023, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,03 persen. Lapangan usaha yang tumbuh secara siginifikan adalah Transportasi dan Pergudangan 15,93%, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 11,55%, Jasa Lainnya sebesar 8,90%. 17,43 13,16 8,27 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Transportasi & Pergudangan Jasa Lainnya Penyediaan Akomodasi & Makan Minum Grafik 1. 3 Tiga Lapangan Usaha dengan Tingkat Pertumbuhan Tertinggi PDRB DKI Jakarta Triwulan I 2023 5 Tabel 1. 3 Indikator Produk Domestik Bruto (PDRB) DKI Jakarta Triwulan I Menurut Lapangan Usaha Komponen Pengeluaran PDRB Atas Harga Berlaku (Triliun Rupiah) PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Triliun Rupiah) Distribusi Atas Dasar Harga Berlaku Pertumbuhan (%) Terhadap Triwulan IV 2022 Terhadap Triwulan I 2023 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,60 0,35 0,07 - 9,46 0,15 2 Pertambangan dan Penggalian 1,70 0,58 0,20 1,41 - 8,16 3 Industri Pengolahan 102,39 58,76 12,13 1,27 1,58 4 Pengadaan Listrik dan Gas 1,77 1,01 0,21 4,44 - 7,69 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,26 0,20 0,03 1,31 5,36 6 Kontruksi 90,21 52,45 10,69 - 2,38 0,11 7 Perdagangan Besar dan Ecera n ; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 150,78 79,69 17,87 1,15 5,70 8 Tran s portasi dan Pergudangan 36,16 20,50 4,28 1,08 17,43 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 37,88 23,69 4,49 - 1,64 8,27 10 Informasi dan Komunikasi 77,44 68,66 9,18 0,30 7,65 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 97,80 56,66 11,59 8,47 6,04 12 Real Estat 48,60 30,93 5,76 0,21 0,92 13 Jasa Perusahaan 73,74 41,59 8,74 - 0,19 6,77 14 Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib 33,45 15,21 3,96 - 6,38 0,22 15 Jasa Pendidikan 36,53 21,61 4,33 - 3,95 0,33 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 18,41 10,89 2,18 0,53 1,44 17 Jasa Lainnya 36,25 21,25 4,29 3,15 13,16 PDRB 843,97 504,03 100,00 0,72 4,95 Sumber: BPS DKI Jakarta , 2023 6 Tabel 1. 4 PDB Atas Dasar Har g a Berlaku dan Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (triliun Rp) Komponen Harga Berlaku Harga Konstan 2010 Tw I - 2022 Tw IV - 2022 Tw I - 2023 Tw I - 2022 Tw IV - 2022 Tw I - 2023 ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 566,7 562,6 597 337,6 323,4 338,7 2 Pertambangan dan Penggalian 467,4 647 600,9 204,2 223,7 214,3 3 Industri Pengolahan 866,3 937,3 941,6 587,3 615,8 613,3 4 Pengadaan Listrik dan Gas 50,00 52,10 52,70 30,2 30,8 31 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3 3,2 3,2 2,4 2,6 2,6 6 Kontruksi 470,40 512,20 501,20 284,6 292,8 285,5 7 Perdagangan Besar dan Ecera n ; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 590,7 653,00 656,8 371,3 390,9 398,4 8 Tra n sportasi dan Pergudangan 208,5 284,3 281,8 112,7 130,8 130,6 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 110,1 127,50 124,9 81,8 93,4 91,3 10 Informasi dan Komunikasi 196 211,30 212,4 181,7 194,4 194,8 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 195,9 207,10 218,4 119,1 118,6 124,4 12 Real Estat 120,5 123,90 124,8 84,7 85 85 13 Jasa Perusahaan 81 90,00 90,7 52,1 55,5 55,4 14 Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib 139,5 161,14 144,9 87,3 100,1 89,1 15 Jasa Pendidikan 129,2 154,7 133,10 81,4 96 82,3 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 52,4 66,40 56,4 36,6 44,9 38,3 17 Jasa Lainnya 84,7 95,00 96,9 53,8 57,9 58,6 PDB 4 508,6 5.114,90 5 071,7 2 819,3 2 988,6 2 961,2 Sumber: BPS , 2023 1.1. 2 Kontribusi Fiskal terhadap Pembentukan PDRB Kontribusi fis k al terhadap pembentukan PDRB dapat dilihat dari belanja pemerintah yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu melalui komponen sisi pengeluaran PDRB. Hal tersebut digambarkan melalui dampak fiskal yang mengukur aliran belanja APBN dan APBD yang dikelompokkan dalam pengeluaran konsumsi pemerintah (G), konsumsi rumah tangga (C), dan investasi (I). Pada triwulan I 2023, belanja pemerintah berkontribusi kepada tiga se k tor dalam PDRB sebesar Rp73,37 triliun yaitu untuk komponen Pengeluaran Konsumsi Pe merintah sebesar Rp37,22 triliun, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar Rp24,69 triliun, dan Government Investment sebesar Rp11,46 triliun. 7 Grafik 1. 4 Proxy Potensi Operasi Pemerintah dalam Perekonomian s.d. Maret 2023 (triliun Rp ) Sumber: Laporan ALCo Regional DKI Jakarta periode 31 Maret 2023, 2023 Belanja pengeluaran konsumsi pemerintah ini didominasi oleh belanja barang dan jasa sebesar Rp34,16 triliun. Belanja barang dan jasa yang masuk ke dalam komponen pengeluaran konsumsi pemerintah ini merupakan belanja barang dan jasa yang diserahkan ke masyarakat/pemda. Kemudian disusul belanja pegawai sebesar Rp21,89 triliun. Belanja pegawai masuk ke dalam komponen pengeluaran konsumsi pemeri n tah (G) karena konsep belanja pegawai adalah pembayaran jasa pegawai. Tabel 1. 5 Proxy Aliran Operasi Pemerintah terhadap Sektor Riil (triliun Rp ) No Konsolidasi Pengeluaran APBN dan APBD Tingkat Regional Realisasi s.d 31 Maret 2023 Total Aliran ke G Aliran ke C Aliran ke I 1. Belanja Pegawai 21,89 21,89 2. Belanja Barang dan Jasa 34,16 0,72 - 34,88 3. Belanja Modal 11,46 11,46 4. Belanja Subsidi 0,18 0,18 5. Belanja Bantuan Sosial 11,89 23,79 - 35,68 6. Belanja Tak Terduga dan Belanja Lain - Lain - 7. Transfer - 8. Faktor Penambah (Penyusutan) 2,87 2,87 9. Faktor Pengurang (PNBP Lainnya + Pend.BLU) 33,59 33,59 Total 37,22 24,69 11,46 73,37 Sumber: Laporan ALCo Regional DKI Jakarta periode 31 Maret 2023, 2023 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah ; 37,22 ; 51% Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga ; 24,69 ; 34% Government Investment ; 11,46 ; 15% 8 Selain belanja barang dan jasa dan belanja pegawai, belanja bantuan sosial juga termasuk dalam komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar Rp11,89 triliun. Selain itu, terdapat pula fa k tor penambah (penyusutan) sebesar Rp2,87 triliun dan fa k tor pengurang (PNBP Lainnya dan Pendapatan BLU) sebesar Rp33,59 triliun. Pada pengeluaran konsumsi rumah tangga (C), didominasi oleh belanja bantuan sosial sebesar Rp23,79 triliun. Terdapat pula belanja barang dan jasa yang masuk ke dalam komponen pengelu aran konsumsi rumah tangga yaitu sebesar Rp0,72 triliun. Belanja barang dan jasa yang masuk dalam komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan barang dan jasa di luar akun 5262 (Belanja Barang Fisik dan Penunjang Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pemban tuan untuk Diserahkan kepada Pemerintah Daerah). Dan terakhir terdapat belanja subsidi sebesar Rp0,18 triliun. Sedangkan, Pengeluaran investasi pemerintah (I) terdiri dari belanja modal sebesar Rp11,46 triliun. 1.1. 3 Tingkat Inflasi Laju inflasi selama t riwulan I 2023 secara y - on - y cenderung fluktuatif. Sebagaimana dirilis oleh BPS Provinsi DKI Jakarta, untuk bulan Januari 2023, p emicu utama inflasi y - on - y Januari 2023 diantaranya bensin, kontrak rumah, dan bahan bakar rumah tangga. Komoditas tersebut pad a bulan ini tidak mengalami kenaikan harga, namun pengaruh kenaikan harga pada bulan - bulan sebelumnya masih mendominasi sehingga secara y - on - y andil komoditas tersebut cukup tinggi. Sedangkan pada Februari 2023, i nflasi utamanya bersumber dari kenaikan har ga komoditas bensin, kontrak rumah , dan bahan bakar rumah tangga. Sedangkan s epanjang Maret 2023, harga sejumlah barang dan jasa di Jakarta terpantau naik, terutama saat memasuki bulan puasa. Namun kenaikan tersebut relatif lebih rendah dibandingkan pening katan harga pada bulan Maret tahun lalu. Hal ini membuat tingkat inflasi tahun ke tahun ( y - on - y ) pada Maret tahun ini sedikit mereda. Grafik 1. 5 Laju Inflasi DKI Jakarta Maret 202 2 - Maret 202 3 ( y - on - y ) Sumber: BPS DKI Jakarta , 2023 2 2,63 2,27 2,88 3,5 3,3 4,61 4,47 4,11 4,21 3,83 4,07 4 2,64 3,47 3,55 4,35 4,94 4,69 5,95 5,71 5,42 5,51 5,28 5,47 4,97 DKI Jakarta Nasional 9 Inflasi tahun ke tahun ( y - on - y ) pada Maret 2023 tercatat 4,00 % , turun 0,07 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Pemicu utama inflasi kali ini masih berasal dari kenaikan harga komoditas bensin (0,987 % ), kontrak rumah (0,313 % ), dan bahan bakar rumah tangga (0,194 % ). Bila ditinjau dari tingkat inflasi bulan ke bulan ( m - t o - m ), Jakarta tercatat mengalami inflasi 0,36 % naik 0,17 poin dibandingkan bulan lalu. Inflasi tersebut dipicu oleh kenaikan biaya kontrak rumah (0,048 % ), upah asisten rumahtangga (0,039 % ), dan bensin (0,034 % ). Pada bulan ini, secara tahun ke tahun ( y - on - y ), inflasi Jakarta menempati urutan ke - 83 dari 90 kota yang mengalami inflasi. Ini menunjukkan inflasi di Jakarta masih relatif lebih rendah dari kota - kota lain di Indonesia. Tabel 1. 6 Inflasi Maret 2023 Be rdasarkan Kelompok ( y - on - y , %) Rincian Inflasi Andil Inflasi Inflasi Umum 4,00 4,00 1 Makanan, Minuman dan Tembakau 4,88 1,074 2 Pakaian dan Alas Kaki - 2,21 - 0,128 3 Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga 3,34 0,691 4 Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 4,17 0,305 5 Kesehatan 2,46 0,068 6 Transportasi 12,13 1,361 7 Informasi, Komunikasi, dan Jasa - 0,27 - 0,016 8 Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 2,07 0,047 9 Pendidikan 1,32 0,077 10 Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 3,28 0,296 11 Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 3,10 0,224 Sumber: BPS DKI Jakarta , 2023 Komoditas yang memiliki andil tinggi pada inflasi tahunan adalah: (1) Pada kelompok transportasi (andil inflasi 1,36%) didominasi oleh komoditas bensin (0,98%) dan Angkutan Udara (0,12%). (2) Pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau (andil inflasi 1,07%), komoditas penyumbang Inflasi adalah beras (0,18%) dan Rokok Kretek Filter (0,13%). 1.2 Analisis Perkembangan Indikator Kesejahteraan dan Pembangunan 1.2.1 Tingkat Kemiskinan Pandemi Covid - 19 yang telah pulih mendorong bergeraknya roda perekonomian. Hal tersebut juga berdampak pada menurunnya tingkat kemiskinan. Jumlah pendu d uk miskin di Jakarta berkurang sebanyak 7,11 ribu orang selama Maret - September 2022 (0,08%). Penurunan ini lebih tinggi dibandingkan periode September 2021 - September 2022 (0,06%). Hal ini didukung oleh upaya pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat dengan berb agai program bantuan sosial.