1 Selamat membaca! Antara Aku RRJ ZINE - First Edition - Sepi- Sepi Jakarta Editorial Andesh Tomo Illustrator Bardha Gemilang Arina Resyta Mixtape Raihana Hutami Desainer Grafis Rahma Hutami Dokumentasi Jurnalis Kampung Aquarium Rame-Rame Jakarta Penerbit Rame-Rame Jakarta Copyright: @rameramejakarta rameramejakarta.com Kontributor Rp Cerita d Sepi-Sepi Jakarta - 4 To Mudik or not mudik - 10 Pasang-Surut Pandemi - 16 Ingatan Aspal - 25 Gamers, This is Your Chance - 13 The Widening Gap - 19 Pandemix Playlist - 24 Kampung Kota - 6 RRJ ZINE - First Edition - Sepi- Sepi Jakarta Sepi-sepi Jakarta Meskipun kode genetik kita sama, ternyata cara kita menyikapi serangan ini berbeda-beda. Ada yang langsung menutup diri dan mengikuti langkah-langkah isolasi pencegahan penularan antar manusia, namun ada juga seba- gian yang lain harus tetap bekerja dan menempuh resiko demi memenuhi kebutuhan hidup dasar manusia, yakni makan-minum dan mencari nafkah bagi keluarga. Work from Home, lebih mudah diterapkan bagi mereka yang memiliki latar belakang profesi antoran, atau institusi pendidikan. Interaksi antar pegawai, atasan-bawahan, murid-guru, klien-konsultan, semua berubah dari interaksi fisik menjadi interaksi elektronik jarak jauh. Infrastuktur yang sebelumnya berupa jalan raya, rel kereta, transportasi umum, roda empat maupun roda dua kini digantikan oleh sinyal-sinyal elektronik yang merambat melalui jalur optik yang akhirnya menjadi pixel-pixel bercahaya di layar monitor gawai masing-masing. Tapi, tidak semua profesi bisa menggunakan cara yang sama. Tukang Bangunan misalnya, kan tidak mungkin menggali pondasi dan menyusun bata melalui whatsapp atau skype , atau Tukang Pijat yang tidak mungkin menggunakan layanan virtual experience untuk menghilangkan pegal-pegal di badan kita, ya kan ? Atau jangan-jangan bisa ya ? Hmmm... Sebagai anggota spesies Homo Sapiens, termasuk anda yang masuk dalam kategori Boomers, Gen X, Gen Y, Gen Z ataupun Millenials, saat ini kita semua disatukan dalam nasib yang sama, yakni serangan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menyebabkan pandemic penyakit Coronavirus Disease (COVID-19). Nah, bagaimana sektor ekonomi informal, khususnya pekerja lepas harian bisa bertahan Observasi yang kami lakukan melalui wawancara dengan beragam profesi informal di Jakarta, dapat kalian baca dalam artikel kami di “ Cerita dari Kampung Kota ”. Sedangkan bagi kalian yang sedang terisolasi di rumah masing-masing, ada liputan kami yang mungkin berguna di “ Antara Aku, Dia dan Corona ”. Bagi kalian yang lagi galau apakah harus bertahan di Jakarta atau mencoba peruntungan dengan pulang ke kampung halaman, mungkin ada yang bisa dipelajari di artikel “ to Mudik or Not to Mudik , That is The Question! ”. Bagi yang penasaran, profesi apa yang paling rentan dan mana yang paling berkembang dalam situasi pandemi, bisa cek grafik kami di “ Losers & Gainers in Pandemic Realm ” Kita belum bisa memprediksi sampai kapan pandemi ini akan berlangsung, tapi sebagai sebuah ikhtiar dalam mencari solusi, kami ingin mendengar masukan-masukan yang mungkin terpikirkan oleh kawan-kawan Gamers, yang sudah ratusan atau ribuan kali bertahan hidup (secara virtual) dalam dunia paska bencana. “ Gamers, This is Your Chance! ” 4 RRJ ZINE - First Edition - Sepi- Sepi Jakarta Cerita dari Kampung Kota Di tengah gempuran berita yang kadang bikin depresi, ada juga beberapa kabar yang melegakan hati. Beberapa diantaranya adalah cerita dari beberapa Kampung Kota yang ada di wilayah Jakarta. Dokumentasi Oleh Jurnalis Kampung Aquarium Sejak kabar pandemi mulai dibicarakan, para penggiat di Kampung Akuarium menginisiasi beberapa upaya pencegahan mandiri, yakni : ● Ketua RT dan anak-anak muda membuat pintu pagar, menata tempat cuci tangan. ● Membuat selebaran bahaya dan waspada COVID-19. ● Melakukan kampanye untuk berjemur, jaga jarak aman, gunakan masker jika keluar, dan tidak keluar bila bukan untuk kebutuhan penting. ● Dibentuk tim keamanan untuk pantau gerbang kampung dan memeriksa siapa saja yang masuk dan kepentingannya apa. ● Pembentukan tim logistik, yang mengatur kedatangan sumbangan, bagaimana teknis pembagiannya, dan lain-lain ● Pembentukan tim kesehatan yang tugasnya wara wiri mengingatkan dan memantau jika ada yang sakit, serta menjadi penghubung antar yang sakit dengan pihak institusi kesehatan. ● Ada juga tim kebersihan yang keliling memastikan lingkungan kampung terjaga, dan menyemprotkan desinfektan secara mandiri. ● Lalu ada Tim Informasi yang selalu berkordinasi dengan pak lurah, satgas dan institusi lainnya di luar kampung. 6 Dokumentasi Oleh Jurnalis Kampung Aquarium RRJ ZINE - First Edition - Sepi- Sepi Jakarta Lain kampung lain cerita. Kawan-kawan paguyuban pedagang kali lima di Jalan Komando Raya, Kelurahan Karet-Setiabudi, Jakarta Selatan, terpaksa berhenti beraktifitas secara total. Kondisi lingkungan yang biasanya ramai oleh aktifitas makan-minum dan jajan ribuan pegawai kantor di sekitar koridor Sudirman, kini sepi tanpa transaksi. Toko-toko kelontong, warteg, tempat kopi, dan pedagang minuman dingin terpaksa tutup. Sebagian besar dari mereka telah pulang kekampung halaman masing-masing. Sebagian yang bertahan, mengandalkan pesanan secara online dari beberapa pelanggan yang terjebak dalam karantina di kost masing-masing. Kegiatan arisan bulanan dan kerja bakti dwi mingguan yang biasanya berlangsung rutin pun ditunda dulu pelaksanaannya. Saat ini, seluruh kegiatan komunitas fokus pada upaya pencegahan penyebaran virus korona antar warga maupun interaksinya dengan lingkungan yang lebih luas. Semua berharap kondisi sulit ini cepat teratasi. Satu cerita lagi yang kurang menggembirakan datang dari kawan-kawan di Kampung Kebalen, Jakarta Selatan. Festival Jalanan yang rutin diadakan di awal malam minggu setiap bulan, kini tidak diselenggarakan. Padahal, selama ini Festival Kebalen selalu ramai didatangi oleh pedagang dan pembeli dari daerah lain di sekitar kawasan, bahkan dari luar Jakarta. Pokoknya tidak kalah seru dari pesta-pesta gaul di Senopati (senoparty!) yang berjarak satu – dua kilometer dari Kampung Kebalen. Diharapkan dengan upaya-upaya swadaya dan swakelola yang berbasis ketah- anan dan inisiatif komunitas, resiko penularan dapat ditekan, serta proses pengambilan tindakan yang lebih cepat dan tepat sasaran. 8 Dokumentasi Oleh Tim Rame-Rame Jakarta RRJ ZINE - First Edition - Sepi- Sepi Jakarta Bulan suci Ramadhan sebentar lagi datang, dan bukan hanya berlaku bagi umat muslim, namun hampir seluruh masyarakat Indonesia, tradisi lebaran merupakan suatu hal yang wajib dirayakan. Alih-alih kita memiliki kesempatan untuk bersiap-siap, kita justru dihadapkan pada sebuah kenyataan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yakni penjarakkan fisik akibat wabah covid-19 yang melanda seluruh dunia. Dampaknya tidak hanya terasa dalam rutinitas kegiatan sekuler harian seperti bekerja, berkumpul dan belajar, tapi juga dalam ritual-ritual religi yang telah akrab bagi masing-masing kita sejak lahir, seperti shalat berjamaah di mesjid, bernyanyi di kebaktian gereja, atau bermeditasi di pura. Kelak kita akan tahu, apa rasanya sebuah lebaran tanpa sholat ied, tanpa silaturahmi dan makan- makan bersama keluarga besar serta tetangga. Banyak diantara kita pun merasa bimbang, antara bertahan dalam isolasi masing-masing di kota, atau menebus rasa kangen dengan pulang kampung yang terpakai habis ketika kita sibuk mencari rejeki di kota. Rumah, adalah tempat dimana kita tinggalkan perasaan, dan bagi sebagian besar besar orang tempat itu ada di kampung halaman, pada ruang-ruang yang ada diantara sanak saudara dan keluarga. Bagaimana jika pertemuan tersebut juga berarti sebuah resiko yang dapat membahayakan kehidupan orang-orang yang kita sayangi ? To Mudik or Not Mudik “...Mudik, bukan sebatas upaya menebus rasa kangen tentunya, tapi juga momen untuk mengisi kembali baterai p s i k o l o g i s . . . ” 10 RRJ ZINE - First Edition - Sepi- Sepi Jakarta Hingga saat ini, pilihan yang dinilai paling baik dan bertanggung jawab secara medis adalah tetap pada upaya isolasi, yang kemungkinan masih akan berlangsung lama. Namun jika kawan-kawan ada yang merasa tidak lagi ada pilihan untuk bertahan, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan: ● Cek kondisi kesehatan pribadi dan keluarga yang ikut serta, jika ada sedikit saja ada gejala sakit, baiknya hindari resiko perjalanan jauh. Selain kekhawatiran akan penanganan medis di daerah yang kemungkinan tidak selengkap dan selayak di kota, kita juga perlu memikirkan resiko penularan penyakit ke orang-orang lain. Jika tidak ada gejala, pastikan mengikuti rapid test covid-19 yang diadakan di lingkungan terdekat. ● Buat perencanaan yang matang untuk rute dan pilihan alat trasnportasi yang dipakai. Transportasi pribadi memiliki resiko interaksi yang paling minimum, dibandingkan transportasi umum yang harus berbagi ruang dengan banyak orang. Jika harus menggunakan angkutan umum, pastikan angkutan tersebut memenuhi persyaratan penjarakkan sosial dan fasilitas kebersihan yang memadai. Jarak antar penumpang minimal 1,5 meter. Harus terus menerus menggunakan masker. ● Membatasi interaksi antar manusia sepanjang perjalanan. Hindari beristirahat di tempat yang ramai. ● Melakukan karantinan mandiri begitu sampai di kampung halaman. Masa inkubasi virus korona diperkirakan sekitar 14 hari. Hindari berinteraksi fisik dalam jarak dekat dengan sanak saudara atau tetangga selama masa isolasi mandiri tersebut. Segera melapor ke instansi kesehatan terdekat jika muncul gejala-gejala sakit. Mudik ataupun tidak mudik, tetap jaga kesehatan dan jalankan upaya-upaya pencegahan. 12 Ilustrasi Oleh Barda Gemilang RRJ ZINE - First Edition - Sepi- Sepi Jakarta Sebagian dari kawan-kawan pasti tidak merasa asing dengan beberapa game yang menjadikan kondisi akhir dunia paska bencana besar sebagai latar permainan, seperti Halo, Fallout, The Last of Us, atau Death Stranding. Masih ingat dengan film Pixel karya sutradara Chris Columbus yang tayang pada tahun 2015 yang lalu? Filmnya jeblok sih di pasaran, tapi ada hal penting yang membuat kami kepikiran. Nah, disaat berbagai pemerintahan di dunia ini mengalami kepanikan dan bingung bertindak dalam menanggapi pandemi covid-19, Kami di RRJ penasaran dengan pendapat atau masukan kawan-kawan sebagai expert dalam strategi bertahan hidup (meski secara virtual) dalam bencana-bencana yang ada. Siapa tahu, ide kalian ternyata jauh lebih baik dari segala macam pemikiran yang dihasil- kan oleh para pakar yang menjadi duduk dalam dewan penasihat negara kita. Silahkan tulis tanggapan kalian dalam komentar atau direct message kami di IG @rameramejakarta, mengenai jawaban dari quiz berikut (jawaban boleh lebih dari satu pilihan, tapi lampirkan alasannya ya!) : Ilustrasi Oleh Barda Gemilang 1. Mana cara yang paling efektif dilakukan guna mengatasi pandemi covid-19 yang telah berkecamuk di dunia sejak awal Januari lalu : A .Karantina total. Kota-kota ditutuop dengan gerbang yang dijaga ketat. Keputusan dan koordinasi bersifat mutlak, terpusat dan keras. B .Karantina parsial (hanya di kota-kota yang telah terdampak). Keputusan pengen- dalian berada di tangan masing-masing walikota / gubernur / kepala desa, sesuai skala bencana dan keampuan mitigasi antar wilayah. C .Karantina tidak efektif, lebih baik upaya berupa ..... 2. Siapa yang harus mendapat- kan perhatian dan perlindungan utama dalam upaya penanganan wabah, terkait alokasi anggaran pemerintah : A. Paramedik B. Birokrat / Politisi C. Polisi / Tentara D. Petani E. Pedagang F. Pengusaha G. Profesi Lain, Yakni ..... 3. Apa yang akan kamu lakukan ketika pandemi ini berlangsung lama dan mengacaukan situasi ekonomi : A . Alih Profesi Menjadi Petani B. Alih Profesi Menjadi Politisi C .Alih Profesi Menjadi Tentara / Polisi D .Tetap Pada Profesi Awal, Yakni ..... E. Alih Profesi Lain, Yakni ..... 4. Mana upaya yang paling tepat yang bisa menjamin keter- sediaan pangan bagi warga kota yang berada di dalam karantina : A. Monopoli Penyediaan Bahan-bahan Pokok Oleh Aparat Negara B. Menjamin Operasional Pasar Bahan Pokok Yang Ada, Melalui Upaya ..... C. Memulai Upaya Pengadaan Pangan Mandiri Dengan Bercocok Tanam / Beternak Di Ruang Yang Tersedia. 5. Kalau kamu sendiri (amit-amit) sampai terinfeksi, apa yang dilakukan : A. Isolasi mandiri di rumah secara diam-diam saja B. Lapor ke instansi medis terdekat C .Hal lain, yakni ..... 14 6. Kalau ada tetangga kamu (semoga tidak) terkena infeksi, apa yang akan dilakukan : A. Menanyakan apa yang bisa kamu bantu sebagai tetangga yang baik B. Melaporkan ke pihak berwajib mengenai kondisi tersebut. C. Hal lain, yakni .... 7. Hal apa yang menurutmu paling tidak disukai dari kondisi pandemi ini ? A. Isolasi / Karantina di tempat tinggal masing-masing, termasuk juga bentuk-bentuk Physical Distancing lainnya. B Tutupnya fasilitas publik untuk hiburan / rekreasi / ibadah C. Kekhawatiran dengan keselamatan dan kesehatan masing-masing dan orang-orang tersayang D. Hal lain, yakni ..... 9. Hal apa yang dirasa paling efektif dalam mempertahankan kewarasan selama karantina ? A .Membatasi frekuensi kesibu- kan sosial media / membaca berita. B .Melakukan hobi yang sebelum- nya sering tertunda (main game, olah raga, masak, dll) C .Memperbanyak waktu istirahat, tidur, meditasi dll. D. Cara lain, yakni ...... 8. Hal apa yang paling positif dari dari kondisi pandemi ini ? A .Libur atau Kerja dari Rumah B .Lebih punya waktu dengan keluarga / orang-orang tersay- ang C .Membaiknya kualitas udara, dan ekosistem pada umumnya. D .Hal lain, yakni ..... 10. Kalau misalnya (amit-am- it) di masa datang, muncul kembali ancaman pandemi yang serupa atau lebih serius dari saat ini, pelajaran paling penting apa yang bisa diambil dari pengalaman saat ini ? A. Mendesain kota yang siap menghadapi skenario bencana, seperti di film Pacific Rim atau Evangelion. B. Membuat infrastruktur komunikasi yang penting dan mampu bertahan antar wilayah agar siap menghadapi situasi seperti di Death Stranding. C. Realokasi anggaran pertahan- an dari yang sebelumnya untuk persiapan Angkatan Perang Fisik menjadi Dana Riset dan Mitigasi Pandemi Biologi dan Kimia. D. Hal lain, yakni ..... RRJ ZINE - First Edition - Sepi- Sepi Jakarta Pasang-Surut Pandemi Ekonomi Jakarta Saat Pandemi COVID-19.doc NAIK Konstruksi Super/Mini Market Telekomunikasi + Media Energi Petani Bank Event Organiser Manufaktur Penginapan + Pariwisata Transportasi Hiburan Platform Ojol + jasa pendukung TURUN Pelayanan Kesehatan E-commerce/ Bisnis Daring Keamanan 16 Ekonomi Jakarta Saat Pandemi COVID-19.doc Ekonomi Jakarta Saat Pandemi COVID-19.doc NAIK Tukang Pijat TURUN Tukang Sayur Keliling Tukang Jahit (Masker) Pelayanan Mistis / Dukun Tukang Jamu Pangkas Rambut Fotocopy Bengkel / Tambal ban Katering Penjual Pasar Starling Pedagang Pulsa Pedagang Asongan PKL Jajanan Tukang Parkir Preman Hiburan Keliling Opang & Bis Kota RRJ ZINE - First Edition - Sepi- Sepi Jakarta Apa lagi yang dibayangkan oleh pasangan yang baru saja membentuk keluarga selain menghabiskan waktu bersama, seakan-akan dunia ini hanya milik mereka berdua. Benarkah demikian ? Premis diatas kini diuji. Proses karantina mandiri, dimana seseorang harus menghabiskan waktu di rumah masing-masing saja, dan hanya keluar untuk keperluan penting yang tidak bisa ditunda, membuat sebagian besar pasangan muda harus bertemu dan berinteraksi secara non-stop 24 jam penuh. Dengan kata lain, “Lo Lagi Lo Lagi !” Jika tidak ada kekuatan yang lebih besar dari Cinta, maka akan cukup kuatkah cinta mengalahkan kejenuhan tingkat tinggi dari bertemu dengan orang yang sama, di ruangan yang itu-itu saja, mengerjakan aktifitas yang berulang terus menerus. Berikut sebuah cerita yang didasarkan pada curhatan beberapa kawan yang namanya tentu saja harus kami rahasiakan. Pola yang terjadi biasanya seperti ini: Di hari-hari pertama isolasi, adalah momen-momen paling indah. Pasangan tidak perlu pagi-pagi pamit ke tempat kerja, bisa sarapan dengan tenang di rumah, kerjanya hanya tidur, bercinta, mandi dan terus begitu lagi. Tidak heran jika di sosial media mulai ada yang memperkirakan lonjakan angka kelahiran di bulan Desember nanti. Mulai banyak juga yang memperkirakan nama- nama yang akan muncul 9 bulan lagi, diantaranya Tina Karantina, Gana Dalgona, Covidawati, dll. Setelah minggu pertama, hal-hal yang nampak sepele mulai menjadi penting dan perlu konfirmasi. Pakaian kotor yang lupa ditaruh di baki, sisa makanan yang tersisa di meja, saus yang tumpah, bantal yang tidak rapih, bangku yang bergeser terlalu jauh serta laci yang lupa ditutup kembali, digabung dengan berita-berita buruk yang terus menerus disampaikan di televisi, menghasilkan tekanan darah yang mudah naik dan perlu pelampiasan. Konflik masih terjadi dalam skala terbatas, insidental dan reda dalam satu dua percakapan. “Iya, nanti diberesin”, “Maaf, tadi kelupaan”, atau “Wah, dari tadi udah kayak gitu”. Di minggu kedua, kondisi semakin memanas. Dialog-dialog singkat berkembang menjadi argumentasi dengan banyak tanda seru. “Aku tuh capek !”, “Bisa ga sih ga ngeberantakin !”, hingga “Emang kamu itu maunya seenaknya sendiri!”. Dalam dua minggu, masing-masing pihak akan melihat dengan gamblang watak dan sifat asli dari pasangannya, dan sayangnya, dalam konteks yang kurang menggembirakan ini, seringkali yang muncul adalah potensi terburuknya. Kita akan tahu, dimana batas toleransi masing-masing. Pasangan pada dasarnya masih berupa dua indivi- du yang dipaksa keadaan untuk tinggal dalam ruang yang sama. Antara Aku, Dia, dan Corona 18 Ilustrasi Oleh Arina Resyta The Widening G A P RRJ ZINE - First Edition - Sepi- Sepi Jakarta Pedagang informal adalah penyin- tas, yang akan selalu hadir meski kota di sekitarnya terus berubah. Di ruang antara pembangunan gedung-gedung pencakarlangit, isu terpenting tentang keseharian warga tetaplah sama, bagimana menciptakan momentum paling ideal dimana setiap hal dan setiap orang berada pada tempatnya masing-masing. Pedagang informal, diantaranya adalah apa yang kita sebut pedagang kaki lima, seperti memang diciptakan secara pas untuk kota yang seperti Jakarta. Dengan skala yang kecil dan fleksibilitas tinggi, mereka selalu mampu mengikuti fluktuasi permintaan dan penawaran. Sebagai contoh, para pedagang informal akan membanjiri wilayah pusat kota dan pusat bisnis pada siang hari, namun ada malam hari setelah perkan- toran tutup mereka bisa menghilang tanpa bekas. Seorang pedagang selalu tahu dan mengikuti tentang kapan dan dimana calon pembeli akan berkumpul, dan berpindah-pindah lokasi kegiatannya.