MODUL PENANGANAN LUKA Luka merupakan kerusakan jaringan tubuh yang terjadi akibat berbagai penyebab, seperti benda tajam, benturan, gesekan, panas, bahan kimia, maupun gigitan makhluk hidup. Luka bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, baik di rumah, lingkungan kerja, maupun saat beraktivitas di luar ruangan. Penanganan luka yang tidak tepat dapat menyebabkan infeksi, memperlambat proses penyembuhan, bahkan mengancam nyawa. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk memiliki pengetahuan dasar mengenai pertolongan pertama pada luka , termasuk menggunakan alat seadanya di sekitar rumah atau alam terbuka. Modul ini disusun sebagai panduan praktis dan sederhana untuk masyarakat umum, guna mengenal berbagai jenis luka dan cara penanganannya. Modul ini dilengkapi dengan ilustrasi visual yang memudahkan pemahaman langkah - langkah pertolongan pertama, sehingga dapat diterapkan dengan cepat dan benar di situasi darurat. Adapun jenis - jenis luka yang dibahas dalam modul ini meliputi: 1. Luka sayat 2. Luka tusuk 3. Luka robek 4. Luka lecet 5. Luka memar 6. Luka bakar 7. Luka akibat gigitan hewan 8. Luka akibat benda tumpul 9. Luka tembak 10. Luka amputasi 11. Luka bekas operasi 12. Luka kronis (luka yang tidak sembuh - sembuh) 13. Luka tekan (decubitus) 14. Luka akibat bahan kimia 15. Luka akibat gigitan serangga berbisa Kami berharap modul ini dapat menjadi referensi awal yang mudah dipahami , mudah dilakukan , dan tepat sasaran , khususnya dalam upaya mewujudkan masyarakat tanggap luka di lingkungan sekitar. Luka dan pendarahan merupakan salah satu jenis cedera yang paling umum terjadi dalam kehidupan sehari - hari. Mengetahui cara memberikan pertolongan pertama yang tepat pada luka atau pendarahan merupakan hal yang penting untuk mencegah infeksi, menghentikan pendarahan, meminimalisir risiko komplikasi serius serta mempercepat proses penyembuhan. Berikut langkah pertolongan pertama pada luka dan pendarahan: 1. Bersihkan Tangan Sebelum memberikan pertolongan pada korban, pastikan tangan dalam keadaan bersih dengan mencuci tangan dengan sabun dan air atau gunakan hand sanitizer guna mencegah infeksi. 2. Hentikan Pendarahan Tekan area berdarah dengan kain bersih atau kasa steril selama beberapa menit. Jika kain pertama basah oleh darah, tambahkan kain lain tanpa mengangkat kain yang sudah ada. 3. Bersihkan Luka Setelah pendarahan berhenti, bersihkan luka dengan air mengalir. Hindari pemakaian alkohol atau hidrogen peroksida karena dapat merusak jaringan. 4. Tutupi Luka Setelah darah berhenti dan luka bersih, tutup luka dengan perban steril atau plester untuk mencegah infeksi. Pastikan perban tidak terlalu ketat agar sirkulasi darah tidak terganggu. 5. Elevasi Bila memungkinkan, angkat bagian tubuh yang terluka lebih tinggi dari posisi jantung untuk membantu mengurangi pendarahan dan pembengkakan. 6. Cari Bantuan Medis Segera cari bantuan medis jika pendarahan tidak berhenti setelah 10 – 15 menit, terlebih lagi bila luka cukup dalam atau besar, atau jika luka disebabkan oleh benda berkarat atau gigitan hewan. Selain itu, ada beberapa cara pertolongan pertama pada luka sesuai dengan jenis luka yang dialami korban. Berikut jenis - jenis luka serta pertolongan pertamanya: 1. Luka Lecet Luka superfisial yang terjadi akibat gesekan dangan pemukaan kasar. Pertologan pertama pada luka lecet yaitu bersihkan luka dengan air sabun dan bilas dengan air bersih, lalu oleskan salep antibiotic dan tutupi dengan perban steril. 2. Luka Sayat Luka yang diakibatkan oleh benda tajam, seperti pisau atau kaca. Pertolongan pada luka sayat yaitu dengan menghentikan pendarahan dengan menekan luka, lalu bersihkan luka dengan air mengalir, kemudian tutupi dengan perban steril. 3. Luka Tusuk Luka yang diakibatkan oleh benda runcing, seperti jarum atau paku. Pertolongan pertama pada luka tusuk, yaitu dengan tidak mencabut benda yang menancap jika masih ada di dalam luka. Stabilkan benda yang menancap tersebut dengan kain atau perban. Lalu seger a cari bantuan medis. 4. Luka Robek Luka terjadi akibat trauma kuat yang merobek jaringan kulit. Pertolongan pertama pada luka robek, yaitu hentikan pendarahan dengan menekan luka. Kemudian bersihkan luka dan tutupi luka yang sudah bersih dengan perban steril. Segera cari bantuan medis bila luka robek cukup dalam. 5. Luka Bakar Luka yang diakibatkan oleh panas, listrik ataupun bahan kimia. Pertolongan pertama pada luka bakar yaitu dengan menyiram area luka dengan air dingin selama 10 – 20 menit, lalu tutupi luka bakar dengan kain bersih atau perban steril. Segera cari bantuan med is bila luka bakar parah. Hal yang penting untuk diingat, bahwa pertolongan pertama pada kecelakaan adalah rangkaian tindakan darurat yang dilakukan sebagai bantuan awal sebelum mendapatkan penanganan medis profesional. Jadi, tetap cari bantuan penanganan medis setelah korban diber ikan pertolongan pertama. Ada beberapa kriteria yang mengharuskan korban segera memperoleh penanganan medis, seperti pendarahan tidak berhenti setelah 10 – 15 menit menekan luka, luka dalam atau lebar yang memerlukan jahitan, luka disebabkan oleh benda ber karat atau gigitan hewan, muncul tanda - tanda infeksi seperti demam, nanah atau kemerahan yang menyebar, serta luka bakar yang terlampau parah atau mencakup area tubuh yang luas. Luka tusuk adalah luka yang terjadi karena tusukan benda tajam atau runcing. Meski luka berukuran kecil dan mungkin tidak banyak mengeluarkan darah, luka tusuk dapat mengalami infeksi bila tidak ditangani dengan benar. Pertolongan pada luka tusuk perlu disesuaikan dengan tingkat keparahan luka, jenis benda tajam, dan kecepatan benda yang menusuk. Tak hanya itu, jenis pertolongan ini juga perlu disesuaikan dengan kondisi benda yang menusuk, apakah berisiko tinggi menimbul kan kerusakan berat di dalam tubuh dan menimbulkan infeksi Luka tembak peluru merupakan salah satu jenis luka tusuk yang dibuat dengan kecepatan tinggi dan sering meninggalkan pecahan peluru di dalam organ tubuh. Selain itu, gigitan hewan juga bisa muncul dalam bentuk luka tusuk dan berisiko tinggi menyebabkan inf eksi. Kapan Luka Tusuk Dianggap Darurat? Luka tusuk dapat menimbulkan kondisi yang mengancam nyawa, terutama jika: • Luka mengeluarkan darah yang sangat banyak atau menyebabkan munculnya semburan darah • Darah yang keluar dari luka tidak berhenti setelah ditekan dengan kuat selama 10 menit • Luka tusuk terjadi di leher, dada, perut, atau wajah, misalnya di mata lalu darahnya masuk ke dalam tenggorokan • Disertai gejala berupa nyeri hebat, napas cepat, kesulitan bernapas, muntah, pusing, penurunan kesadaran Bila mendapati kondisi - kondisi di atas pada korban luka tusuk, segera hubungi instalasi gawat darurat ( IGD ) di rumah sakit. Meski umumnya tidak membahayakan nyawa, ada beberapa jenis luka tusuk yang perlu penanganan langsung dari dokter, yaitu: • Luka tusuk cukup dalam dan mengenai tulang • Luka tusuk berasal dari benda kotor atau berkarat • Luka terlihat kotor • Luka tusuk akibat gigitan hewan atau manusia • Luka tusuk pada kaki, misalnya tertusuk paku Bila Anda mendapati luka tusuk dengan kondisi - kondisi di atas, segeralah periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Apa Saja Metode Pertolongan pada Luka Tusuk? Jika Anda menemukan seseorang dengan luka tusuk, langkah pertama adalah melindungi diri Anda sendiri. Pastikan diri Anda aman. Jika Anda bukan korban, lakukan tindakan pencegahan secara umum dan kenakan pelindung diri, seperti sarung tangan dan kacamata, j ika tersedia. Setelah Anda memastikan bahwa diri Anda aman berada di dekat korban, ikutilah langkah - langkah berikut ini: 1. Kontrol perdarahan Memberi tekanan langsung pada luka tusuk sambil mengangkat area yang luka hingga posisinya di atas jantung selama 15 menit biasanya cukup untuk menghentikan perdarahan Jika perdarahan tidak juga berhenti, tekan titik - titik di mana pembuluh darah terletak dekat dengan permukaan kulit, antara lain arteri brakialis (antara bahu dan siku), arteri femoralis (di pangkal paha sepanjang selakangan), dan arteri poplitea (di belak ang lutut). 2. Tutup luka tusuk di dada Luka tusuk yang dalam di dada harus segera ditutup dengan tangan atau dengan balutan yang tidak memungkinkan udara mengalir. Hal ini karena luka tusuk di dada bisa menyebabkan paru - paru mengempis . Jika korban bertambah sesak setelah luka tusuk di dadanya ditutup, segera buka penutup. 3. Cuci luka dengan air hangat Bila perdarahan sudah berhenti, cucilah luka tusuk dengan air hangat dan sabun berbahan lembut. Namun, bila keluar darah lagi dari luka, lakukan tindakan penekanan ulang. 4. Balut luka tusuk dengan perban Bila luka tusuk berukuran kecil, korban bisa diberikan salep antiseptik dan ditutup dengan perban . Jika perdarahan berlanjut, bawa korban ke dokter. 5. Perhatikan tanda - tanda infeksi Saat melakukan perawatan luka , selalu perhatikan kondisi luka dan amati saat mengganti perban, apakah ada demam, kemerahan, pembengkakan, atau keluar nanah dari luka tersebut. Bila ada, itu merupakan tanda infeksi dan harus segera diperiksa dokter. 6. Bersihkan dan ganti perban Langkah selanjutnya adalah bersihkan dan ganti perban setiap harinya. Hal yang perlu diingat, setiap kali Anda mengganti perban, sebaiknya bersihkan juga luka tersebut dan periksa tanda - tanda infeksi. 7. Minum obat pereda nyeri jika dibutuhkan Bila luka tusuk tersebut menimbulkan rasa nyeri atau sakit, Anda dapat mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen , untuk menghilangkan rasa sakit dan sesuai kebutuhan. Faktor Risiko Digigit Serangga Terkena gigitan atau sengatan serangga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: • Lingkungan tempat tinggal yang gelap, lembab, atau berdekatan dengan lahan kosong, semak - semak, kebun, atau hutan. • Riwayat alergi, pada diri sendiri dan riwayat alergi dalam keluarga. • Pekerjaan, seperti orang yang bekerja di perkebunan. • Golongan darah O. Menurut penelitian yang dipublikasi dalam the Journal of Medical Entomology, orang - orang bergolongan darah O memiliki risiko dua kali lebih besar digigit serangga penghisap darah dibanding golongan darah lainnya. Gejala Digigit Serangga Gejala digigit serangga dapat berupa reaksi lokal, terbatas pada tempat gigitan atau sengatan berupa: • Gatal. • Rasa nyeri atau tidak nyaman di tempat gigitan atau sengatan. • Panas seperti terbakar. • Bengkak atau kulit melepuh di sekitar tempat gigitan atau sengatan. Pada beberapa orang tertentu atau jenis serangga yang beracun, gigitan atau sengatan dapat menimbulkan reaksi pada seluruh tubuh seperti: • Bentol - bentol dan gatal diseluruh tubuh (urtikaria). • Bengkak pada wajah dan bibir (angioedema). • Kelemahan tubuh sampai kelumpuhan. • Demam. • Gejala sistem pencernaan seperti mual, muntah, atau diare. • Pusing. • Pingsan. Selain reaksi di atas, orang yang digigit serangga juga bisa mengalami reaksi anafilaktik (syok Anafilaktik), yaitu reaksi alergi berat yang dapat mengancam nyawa. Gejala - gejala reaksi anafilaktik yaitu: • Ruam dan gatal seluruh tubuh. • Pembengkakan tenggorokan. • Sesak napas. • Jantung berdebar. • Tekanan darah menurun. • Gelisah. • Keringat dingin. • Mual muntah. • Kesadaran menurun. Reaksi ini terjadi beberapa detik sampai beberapa menit setelah digigit atau disengat serangga. Racun yang dikeluarkan serangga dan masuk kedalam tubuh sebagai alergen (zat perangsang reaksi alergi). Jika tidak ditangani dengan cepat, reaksi ini dapat meni mbulkan kematian. Penanganan Pertama saat Digigit Serangga Jika kamu mengalami gejala reaksi alergi yang parah setelah digigit serangga, segera dapatkan penanganan medis darurat. Kemudian ikuti langkah - langkah selanjutnya. Jika reaksi gigitan serangga balum/tidak parah, obati area yang digigit dengan langkah berik ut: • Jika sengat serangga masih menempel di kulit, singkirkan dengan benda tumpul secara perlahan dari kulit. Hindari menggunakan pinset untuk mengangkat sengat, karena justru bisa memicu pelepasan racun lebih banyak. • Cuci area sengatan dengan sabun dan air. • Letakkan kompres dingin atau kompres es di area sengatan selama sekitar setiap 10 menit untuk membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Bungkus es atau kantong es dengan kain bersih untuk melindungi kulit. • Oleskan losion kalamin atau pasta soda kue dan air ke area gigitan serangga beberapa kali sehari untuk membantu meredakan gatal dan nyeri. Losion kalamin adalah sejenis krim antihistamin. Apabila reaksi gigitan serangga parah dan menimbulkan lepuhan , maka jangan memecahkan lepuhan tersebut. Beberapa obat dapat digunakan untuk mengurangi gejala yang ringan atau bentol kecil kemerahan yang gatal. Contohnya campuran menthol atau camphor berbentuk lotion atau gel dapat membantu mengurangi gejala. Luka Gigitan He wan Memang gigi anjing terlihat lebih besar dan menakutkan. Namun ternyata, gigitan kucing yang kecil dan tajam cenderung menyebabkan luka dengan tusukan yang dalam. Dengan demikian, bahaya gigitan kucing dapat membawa bakteri ke tempat yang lebih dalam, bahka n bisa merobek tendon atau ligamen. Namun, bukan berarti gigitan anjing tidak berbahaya. Pasalnya, pada rongga mulut anjing terdapat jenis kuman berbahaya, yaitu bakteri C. Canimorsus , yang dapat menyebabkan infeksi pada darah. Terutama jika anjing tersebut menggigit manusia yang memiliki daya tahan tubuh rendah. Oleh karena itu, baik gigitan kucing maupun gigitan anjing harus sebisa mungkin dihindari. Pertolongan Pertama pada Gigitan Kucing dan Anjing Luka gigitan kucing dan anjing memang bisa berbahaya. Perhatikan beberapa hal d ibawah ini apabila Anda terkena gigitan kucing atau anjing: • Cuci luka dengan air bersih mengalir. • Periksa tanda - tanda pendarahan. Dengan menggunakan kain bersih, tekan perlahan luka untuk menghentikan pendarahan. • Oleskan salep antibiotik. • Tutup luka dengan perban. • Periksa tanda - tanda infeksi, seperti kulit sekitar luka menjadi merah, hangat, bengkak dan nyeri bertambah. • Sebaiknya Anda segera ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pasalnya, gigitan kucing dan anjing berisiko menimbulkan infeksi yang dapat mengancam nyawa jika terlambat ditangani. Dokter akan memeriksa luka Anda dan melakukan tindakan pencegahan seperti suntik antirabies atau antitetanus. ❖ Gigitan ular Berbisa Gigitan ular bisa sangat berbahaya dan memerlukan tindakan cepat dan tepat untuk mengurangi risiko komplikasi serius bahkan kematian. Jenis gigitan ular dapat bervariasi, dari yang tidak berbisa hingga yang sangat berbisa. Oleh karena itu, penting untuk me ngetahui bagaimana pertolongan pertama yang harus dilakukan segera setelah terjadi gigitan ular. Gejala gigitan ular berbisa dapat bervariasi tergantung pada jenis ular dan seberapa banyak bisa yang disuntikkan. Gejala umum gigitan ular berbisa meliputi: 1. Nyeri dan Pembengkakan Area gigitan biasanya terasa sangat nyeri dan dapat membengkak dengan cepat. 2. Perubahan Warna Kulit Kulit di sekitar gigitan dapat berubah warna menjadi merah, biru atau ungu. 3. Pusing Korban gigitan ular berbisa dapat merasa pusing, kebingungan hingga pingsan. 4. Mual dan Muntah Korban mungkin dapat merasa mual dan muntah beberapa saat setelah terkena gigitan ular berbisa. 5. Sulit Bernapas Dalam kasus yang parah, gigitan ular berbisa dapat menyebabkan kesulitan bernapas. 6. Gangguan Penglihatan Gangguan penglihatan seperti penglihatan ganda atau penglihatan kabur juga dapat terjadi setelah terkena gigitan ular berbisa. Berikut langkah pertolongan pertama yang harus dilakukan terhadap korban gigitan ular: 1. Tenang dan kurangi gerakan Penting untuk tetap tenang dan tidak panik, serta hindari gerakan tubuh sebanyak mungkin. Karena panik dapat mempercepat detak jantung dan mempercepat penyebaran bisa, serta gerakan dapat menyebarkkan bisa lebih cepat ke seluruh tubuh. 2. Posisikan Area Bekas Gigitan Usahakan untuk menjaga area yang digigit ular tetap berada di bawah tingkat jantung. Hal ini dapat membantu memperlambat aliran bisa ke jantung dan organ vital lainnya. 3. Lepaskan Perhiasan dan Pakaian Ketat Segera lepaskan perhiasan, ataupun aksesoris lainnya serta pakaian yang ketat di sekitar area gigitan untuk menghindari pembengkakan yang lebih parah. 4. Bersihkan Luka dengan Hati - hati Bersihkan luka akibat gigitan ular dengan air bersih atau sabun jika tersedia. Hindari menggosok area bekas gigitan ulara dan jangan mencoba mengeluarkan bisa dengan cara menghisap atau memotong luka, karena dapat memperburuk kondisi. 5. Immobilisasi Area Gigitan Gunakan bidai atau kain untuk mengimmobilisasi area yang terkena gigitan ular. Namun hindari penggunaan tourniquet (tali pengikat) karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan lebih parah. 6. Segera Minta Bantuan Medis Hubungi layanan darurat medis atau bawa korban ke fasilitas kesehatan segera. Berikan informasi tentang jenis ular yang menggigit jika memungkinkan, karena hal tersebut dapat membantu dalam pemberian antiverom yang tepat. 7. Pantau Kondisi Korban Pantau terus kondisi korban selama perjalanan ke rumah sakit, termasuk pernapasan, denyut nadi dan tingkat kesadaran. Segera lakukan resusitasi jantung paru (RJP) apabila korban kehilangan kesadaran atau berhenti bernapas. Selain beberapa langkah pertolongan pertama pada gigitan ular seperti yang telah dijelaskan, ada beberapa hal lain yang juga harus diperhatikan. Karena ada beberapa tindakan yang harus dihindari, seperti: 1. Jangan Menghisap Bisa Menghisap bisa di bekas gigitan ular dengan mulut tidak efektif dan dapat menyebabkan infeksi. 2. Jangan Menggunakan Es Mengompres dengan es dapat memperburuk kerusakan jaringan di area yang tergigit ular. 3. Jangan Memotong Luka Memotong area bekas gigitan ular dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut dan meningkatkan risiko infeksi. 4. Jangan Minum Alkohol atau Kafein Alkohol dan kafein dapat mempercepat penyebaran bisa dalam tubuh. ❖ Luka Bahan Kimia Pertolongan Pertama Bila Kulit Terkena Bahan Kimia Dalam kehidupan sehari - hari, kita seringkali tidak menyadari bahwa bahan kimia yang kita gunakan atau temui bisa menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Entah itu di lingkungan kerja, di rumah, atau bahkan di luar ruangan, paparan bahan kimia dapat menye babkan berbagai masalah, mulai dari iritasi ringan hingga luka serius. Ketika terjadi kecelakaan yang melibatkan bahan kimia, tindakan cepat dan tepat sangatlah krusial. Saat tangan, mata, atau area tubuh lainnya terkena bahan kimia, reaksi awal Anda dapat menentukan seberapa parah dampak yang akan ditimbulkan. Memahami langkah - langkah pertolongan pertama yang benar bukan hanya membantu mengurangi efek langsung dari papara n, tetapi juga bisa menjadi kunci untuk mencegah kerusakan jangka panjang. Berikut langkah - langkah penting yang harus diambil jika terkena bahan kimia, termasuk cara yang tepat untuk menangani kontak dengan kulit, mata, dan sistem pernapasan. Dengan inform asi ini, Anda akan lebih siap untuk menghadapi situasi darurat dan melindungi kesehatan Anda serta orang di sekitar Anda. Pertolongan Pertama Bila Terkena Bahan Kimia 1. Identifikasi Bahan Kimia Sebelum mengambil tindakan, identifikasi jenis bahan kimia yang terkena, jika memungkinkan. Ini akan membantu Anda menentukan langkah - langkah pertolongan pertama yang tepat. Periksa label kemasan atau dokumen keselamatan bahan kimia (MSDS) untuk informasi lebih lanjut tentang cara menangani paparan. 2. Cuci Dengan Air Mengalir Jika tangan Anda terkena bahan kimia, yang harus dilakukan adalah mencuci area yang terkena dengan air mengalir sebanyak mungkin. Bilas area yang terkena selama setidaknya 15 menit. Air mengalir membantu menghilangkan bahan kimia dari kulit dan mengurangi risiko iritasi atau kerusakan lebih lanjut. 3. Lepaskan Barang yang Terkena Bahan Kimia Segera lepaskan pakaian, perhiasan, atau benda lain yang mungkin terkena bahan kimia. Hal ini untuk mencegah bahan kimia dari menyebar lebih jauh di kulit atau area tubuh lain. Pastikan untuk memindahkan barang - barang tersebut dengan hati - hati agar tidak m engkontaminasi area lain atau orang di sekitar. 4. Gunakan Sabun dan Air Setelah membilas dengan air, cuci area yang terkena dengan sabun ringan dan air untuk memastikan bahan kimia benar - benar terhapus. Ini adalah langkah penting untuk membersihkan residu bahan kimia yang mungkin masih menempel di kulit, yang dapat memicu reak si lebih lanjut. 5. Jangan Menggosok atau Menggaruk Hindari menggosok atau menggaruk area yang terkena, karena ini bisa memperburuk kondisi kulit atau menyebarkan bahan kimia lebih dalam ke lapisan kulit yang lebih dalam. 6. Hubungi Tenaga Medis Jika bahan kimia yang terkena adalah bahan kimia berbahaya atau jika gejala seperti kemerahan, nyeri, atau bengkak tidak membaik setelah langkah - langkah awal, segera hubungi tenaga medis. Mereka dapat memberikan penanganan lebih lanjut, termasuk kemungkina n penggunaan obat atau perawatan medis khusus. 7. Penanganan Luka Bakar Bahan Kimia Jika bahan kimia yang terkena menyebabkan luka bakar, langkah - langkah pertolongan pertama berikut penting untuk diikuti: 8. Hentikan Kontak dengan Bahan Kimia Segera hentikan paparan bahan kimia dengan menghilangkan kontak antara bahan kimia dan kulit. Jika bahan kimia terdapat pada pakaian atau benda lain, lepaskan dengan hati - hati. 9. Bilas dengan Air Dingin Bilas area luka bakar dengan air dingin (bukan es) selama setidaknya 20 menit. Air dingin membantu menurunkan suhu kulit dan mengurangi rasa nyeri. Hindari penggunaan air dingin dalam waktu lama jika luka bakar sangat luas atau dalam. 10. Lindungi Luka Tutupi luka dengan pembalut bersih dan kering. Jangan menggunakan bahan seperti salep atau krim yang tidak direkomendasikan oleh profesional medis, karena dapat menyebabkan iritasi lebih lanjut. 11. Cari Pertolongan Medis Luka bakar kimia seringkali memerlukan perhatian medis segera. Jika luka bakar parah atau menunjukkan tanda - tanda infeksi, seperti kemerahan yang meningkat, bengkak, atau nanah, segera cari bantuan medis profesional.