LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Service Sistem Pengereman Pada Kendaraan Roda Dua di Lingkungan Masyarakat Kabupaten Barito Kuala TIM PELAKSANA: Muhammad Arsad Al Banjari, S.T., M.T. Feddy Wanditya Setiawan, S.T., M.T. Dr. Aqli Mursadin S.T., M.T. TEKNIK OTOMOTIF POLITEKNIK HASNUR BARITO KUALA 2022 i ii RINGKASAN Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat dengan judul “ Service Sistem Pengereman Pada Kendaraan Roda Dua di Lingkungan Masyarakat Kabupaten Barito Kuala ” dilakukan secara langsung di lingkungan Politeknik Hasnur. Sasaran peserta kegiatan yaitu warga daerah sekitar kecamatan Barito Kuala. Sistem pengereman merupakan salah satu hal penting pada sebuah kendaraan yang berguna untuk mengurangi kecepatan, akan tetapi banyak dari pengguna yang tidak memperhatikan sistem pengereman kendaraan nya. Hal ini terlihat pada komponen disk brake yang sudah aus serta minyak rem yang sudah habis, dan tidak diberi pelumasan pada caliper. Selain itu juga service pada sistem rem tromol dan pembersihan komponen rem. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini tetap melaksanakan protokol kesehatan seperti mencuci tangan pakai sabun dan memakai masker saat kegiatan berlangsung. iii KATA PENGANTAR Puji syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan pertolongan, taufik, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan pengabdian kepada masyarakat dengan judul “ Service Sistem Pengereman Pada Kendaraan Roda Dua di Lingkungan Masyarakat Kabupaten Barito Kuala ” . Pada kesempatan ini tim penyusun menyampaikan terima kasih kepada: 1. Ibu Linda Rahmawati, S.Si., MP, selaku Direktur Politeknik Hasnur yang telah memberikan kesempatan kepada tim penyusun untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. 2. Bapak Zuliyan Agus Nur Muchlis Majid, STP.,MT, selaku Ketua P2M Politeknik Hasnur yang telah memberikan kesempatan, saran, dan motivasi dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. 3. Bapak Baimy Alexander, ST., MM, selaku Ketua Program Studi Teknik Otomotif Politeknik Hasnur yang telah memberikan saran agar kegiatan pengabdian kepada masyarakat tetap dalam lingkup pengembangan keilmuan dan implementasi sesuai dengan keadaan. Apabila selama pelaksanaan kegiatan, mungkin terdapat berbagai kekurangan, oleh karena itu tim penyusun mengucapkan permohonan maaf pada semua pihak yang terkait. Tim berharap laporan ini dapat memperkaya khasanah pengetahuan dan menjadi bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan. Barito Kuala, Juni 2022 Penyusun iv DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. i RINGKASAN ........................................................................................................ ii KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Analisis Situasi .................................................................................. 1 1.2 Tujuan Kegiatan ............................................................................... 2 1.3 Manfaat Kegiatan ............................................................................. 2 1.4 Target dan Luaran ............................................................................ 2 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 4 2.1 Maintenance .................................................................................... 4 2.2 Tipe Rem Pada Kendaraan ............................................................... 5 2.2.1 Rem Cakram ( Disc Brake )....................................................... 5 2.2.2 Rem Tromol ( Drum Brake ) ..................................................... 6 2.3 Bagian-bagian Rem .......................................................................... 9 2.3.1 Bagian Rem Cakram ............................................................... 9 2.3.2 Bagian Rem Tromol ................................................................ 11 2.4 Efisiensi Rem dan Jarak Henti .......................................................... 13 2.5 Perbaikan Sistem Rem ..................................................................... 14 2.5.1 Perbaikan Sistem Rem Tromol............................................... 14 2.5.2 Perbaikan Sistem Rem Cakram .............................................. 16 BAB III.METODE PELAKSANAAN ........................................................................ 19 3.1 Jadwal Kegiatan ............................................................................... 19 3.2 Peserta ............................................................................................. 19 3.3 Anggaran Biaya ................................................................................ 19 BAB IV.PELAKSANAAN KEGIATAN ..................................................................... 21 4.1 Proses Kegiatan ................................................................................ 21 4.2 Hasil Pelaksanaan Kegiatan.............................................................. 21 v BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 22 5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 22 5.2 Saran ................................................................................................ 22 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 23 LAMPIRAN .......................................................................................................... 24 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Pada kendaraan bermotor terdapat beberapa sistem yang harus bekerja dengan optimal agar pengemudi dapat mengoperasikan kendaraan dengan baik, aman, dan nyaman. Beberapa sistem yaitu : sistem starter, sistem pengisian, sistem pengapian, sistem pelumasan, sistem pendinginan, sistem transmisi, sistem penggerak, dan sistem pengereman. Sistem pengereman adalah sistem yang tedapat pada kendaraan dan merupakan sistem yang sangat penting perannya bagi kendaraan, disebut penting karena sistem rem merupakan sistem vital yang menjaga kendaraan dari kerusakan yang diakibatkan oleh benturan atau tabrakan pada saat kendaraan melaju. Semakin tinggi kecepatan kendaraan melaju maka akan semakin buruk dampak kerusakan yang terjadi pada kendaraan jika tidak menggunakan sistem rem [1] Dampak buruk yang terjadi tidak hanya pada produk kendaraan itu tapi juga pada penumpang yang berada pada kendaraan tersebut, dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Fungsi dari sistem rem yaitu untuk mengatur kecepatan laju kendaraan dengan memanfaatkan perlambatan yang dilakukan pada roda kendaraan. Selain untuk mengatur kecepatan pada kendaraan sistem rem juga berfungsi untuk menghentikan laju kendaraan, sehingga dengan sistem rem maka pengemudi dapat mengatur dimana dan kapan kendaraan akan berhenti. Ditinjau dari fungsinya maka sistem rem merupakan sistem berfungsi sebagai sistem pengaman yang mencegah hal yang merugikan terjadi pada kendaraan. Prinsip kerja sistem rem adalah dengan memanfaatkan gesekan antara dua permukaan benda yang menyebabkan perlambatan pada benda/objek yang berputar, dalam hal ini adalah roda. Prinsip kerja sistem rem berawal dari gaya yang diberikan pada pedal rem kemudian gaya diteruskan melalui media penghantar menurut jenis sistem rem itu sendiri, pada mekanik maka digunakan batang penghantar gaya pada hidrolik 2 digunakan fluida cair, dan pada sistem rem pneumatik digunakan fluida gas. Setelah gaya tersebut diteruskan maka pad/kampas rem akan terdorong dan menekan disk atau tromol untuk bergesekan sehingga menghasilkan perlambatan kecepatan pada kendaraan [2] Kegiatan maintenance dan service ringan yang dilaksanakan pada pengabdian kepada masyarakat yaitu pembongkaran kampas rem, pengecekan dan pembersihan seluruh komponen sistem rem, pelumasan caliper rem, serta penggantian kampas rem. Pada kegiatan ini seluruh peserta dan pelaksana wajib menerapkan protokol kesehatan guna menghindari terpapar virus Covid 19. 1.2 Tujuan Kegiatan Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut: a. Perawatan motor dengan melakukan servis pada sistem pengereman. b. Pengabdian kepada masyarakat daerah Barito Kuala bersama mahasiswa Politeknik Hasnur Teknik Otomotif untuk penerapan ilmu Mata Kuliah Praktik Chassis dan Body Mechanics. 1.3 Manfaat Kegiatan Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah memberikan perawatan Sistem pengereman secara keseluruhan khususnya masyarakat daerah Barito Kuala serta mengajak mahasiswa langsung untuk melakukan servis motor dengan tetap melakukan penerapan protokol kesehatan. 1.4 Target dan Luaran Adapun target dan luaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut: a. Meningkatnya peran program studi teknik otomotif Politeknik Hasnur dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat khususnya daerah Barito Kuala Kalimantan Selatan. 3 b. Memberikan pengetahuan praktik tentang merawat sistem pengereman yang dilakukan secara berkala kepada masyarakat Kabupaten Barito Kuala. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Maintenance Maintenance atau perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan service untuk mencegah timbulnya keausan abnormal (kerusakan), sehingga umur alat dapat mencapai atau sesuai umur yang direkomendasikan oleh factory. Maintenance bertujuan untuk menjaga agar suatu alat selalu dalam keadaan siap pakai (High Availability : berdaya guna fisik yang tinggi), menjaga agar suatu alat selalu dalam kemampuan yang prima (Best Performance : berdaya guna mekanis yang paling baik), menjaga agar biaya perbaikan alat menjadi lebih hemat (Reduce Repair Cost : mengurangi biaya perbaikan) [3] Perawatan berkala merupakan salah satu kegiatan yang diwajibkan oleh pabrikan karena dengan melakukan kegiatan perawatan secara berkala maka akan memberikan banyak manfaat bagi pemilik kendaraan yaitu : 1. Kendaraan dapat terhindar dari masalah-masalah (problem) yang lebih besar yang mungkin dapat terjadi pada kemudian hari sehingga dapat mengurangi resiko pengeluaran atau pembiayaan yang lebih besar. 2. Kendaraan dapat dirawat atau diservis sesuai dengan kondisi peraturan yang berlaku. 3. Umur kendaraan ( life time) akan lebih panjang. 4. Kendaraan yang dirawat secara berkala akan terjaga performa kerjanya tetap dalam kondisi maksimal. 5. Pelanggan ( customer) dapat menikmati pengalaman pengendaraan yang ekonomis dan aman. 6. Mengurangi resiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan misalnya macet, susah dinyalakan dan lain sebagainya. Pada sistem pengereman, jenis perawatan berkala yang wajib dilakukan oleh pemilik motor yaitu penggantian kampas rem, bersihkan 5 kaliper rem, memberi pelumas pada kaliper, bersihkan disk brake dari kotoran yang menempel, pengecekan ketinggian minyak rem, pengecekan piston pada rem, penyetelan kampas rem. Dampak dari tidak melakukan maintenance pada rem yaitu disc brake bergores, master rem rusak sehingga ban tidak bisa berputar serta berat, drum brake sudah habis. 2.2 Tipe Rem Pada Kendaraan 2.2.1 Rem Cakram ( Disc Brake) Rem cakram adalah perangkat pengereman yang digunakan pada kendaraan modern. Rem ini bekerja dengan menjepit cakram yang dipasang pada roda kendaraan, untuk menjepit cakram digunakan caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem ( brake pad) ke cakram. Rem jenis ini juga digunakan pada kereta api, sepeda motor, dan mobil. Pada mobil balap bahan yang digunakan biasanya dari keramik agar lebih tahan terhadap panas yang ditimbulkan selama proses pengereman (Afif Ahmad, 2015). Prinsip kerja sistem rem adalah mengubah tenaga kinetik menjadi panas dengan cara menggesekan dua buah logam pada benda yang berputar sehingga putaran nya akan melambat. Oleh sebab itu komponen rem yang bergesekan ini harus tahan terhadap gesekan (tidak mudah aus), tahan panas dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja dalam suhu tinggi. Gambar 1. Rem Cakram Konstruksi rem cakram pada umumnya terdiri atas cakram ( disc rotor) yang terbuat dari besi tuang yang berputar dengan roda, bahan gesek ( disc pad) yang menjepit & mencengkeram cakram, serta kaliper rem yang berfungsi untuk menekan & mendorong bahan gesek sehingga diperoleh 6 daya pengereman. Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara bahan gesek dan cakram. Self energizing effect yang terjadi pada rem cakram sangat kecil, sehingga diperlukan tekanan pengereman yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang efisien dan pad cenderung lebih cepat aus dibanding dengan sepatu rem pada rem tromol. Akan tetapi disamping kelemahan tersebut rem cakram mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya : konstruksi sederhana, penggantian pad mudah, tanpa penyetelan, bidang gesek selalu terkena udara sehingga radiasi panasnya sangat baik dan water recovery sangat baik karena air akan terlempar keluar dari permukaan cakram dan pad karena adanya gaya sentrifugal [4] 2.2.2 Rem Tromol ( Drum Brake) Rem Tromol pada umumnya dibuat dari besi tuang. Drum rem ini dipasangkan hanya diberi sedikit renggang dengan sepatu rem dan drum yang berputar bersama roda. Bila rem ditekan maka kanvas rem akan menekan terhadap permukaan dalam drum (Afif Ahmad, 2015). Karena itu, untuk mencegah drum ini menjadi terlalu panas ada semacam drum yang di sekeliling bagian luarnya diberi sirip yang terbuat dari paduan alumunium yang mempunyai daya hantar panas yang tinggi. Permukaan drum rem dapat menjadi tergores ataupun cacat, tetapi hal ini dapat diperbaiki dengan jalan dibubut bila goresan itu tidak terlalu dalam. Gambar 2. Rem Tromol Pada rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol yang berputar bersama dengan roda. Rem tromol mempunyai keuntungan dibandingkan dengan tipe rem 7 cakram, yaitu adanya self energizing effect yang memperkuat daya pengereman, hanya saja konstruksinya agak rumit dan tertutup sehingga radiasi panas ke udara luar dan water recovery kurang baik. Water recovery merupakan kemampuan bidang gesek (sepatu rem/pad) untuk mengembalikan koefisien gesek pada kondisi semula, pada saat sistem rem terkena air yang mengakibatkan koefisien gesek sepatu rem/pad menjadi berkurang karena terlumasi oleh air. Gambar 3. Komponen Rem Tromol Pada saat sistem rem terkena air, tipe rem cakram memiliki kemampuan water recovery yang lebih baik dibandingkan dengan sistem rem tromol, hal ini disebabkan karena air akan terlempar keluar dari permukaan cakram dan pad karena adanya gaya sentrifugal. Pada rem tromol tetap akan menyisakan air di antara sepatu rem dan tromol sehingga koefisien gesek rem menjadi rendah. Tipe rem tromol yang digunakan pada sepeda motor dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Single Leading Shoe Type Tipe ini digunakan pada semua jenis sepeda motor kecil (di bawah 250 cc). Pada sistem rem tromol single leading shoe type, digunakan dua sepatu rem (2 Shoes). Sepatu rem yang terbawa oleh putaran tromol dan cenderung melengket disebut sebagai leading shoe, sedangkan sepatu rem yang terdorong ke dalam oleh putaran tromol disebut trailing shoe. Leading shoe menghasilkan daya pengeremen yang lebih 8 besar dibandingkan dengan trailing shoe sebagai akibat adanya self energizing effect yang diperoleh karena leading shoe terbawa oleh putaran tromol. Hal ini akan menyebabkan keausan pada leading shoe lebih besar dibanding keausan pada trailing shoe. Gambar 4. Single leading shoe type 2. Double Leading Shoe Type Tipe ini digunakan pada motor-motor besar (tipe lama) dan sekarang sudah jarang digunakan. Tipe ini juga menggunakan dua sepatu rem seperti pada single leading shoe type, akan tetapi pada double leading shoe type digunakan dua bubungan rem ( brake cam), sehingga kedua sepatu rem menjadi leading dan menghasilkan daya pengereman yang besar karena kedua sepatu rem menghasilkan self energizing effect yang memperkuat daya pengereman. Pada umumnya sistem rem tromol pada sepeda motor menggunakan mekanisme penggerak mekanik, yaitu mekanisme penggerak sistem rem dengan menggunakan tenaga mekanik (melalui perantaraan kabel, tuas dan lengan/engsel sebagai penghubung) untuk meneruskan tenaga pengereman dari pedal/handel rem ke sepatu rem/ pad rem. 9 Gambar 5. Double leading shoe type 2.3 Bagian-Bagian Rem 2.3.1 Bagian Rem Cakram a. Master Rem Gambar 6. Master Rem Master rem ini berfungsi sebagai penekan minyak rem. Karena sistem kerja dari rem cakram adalah tekanan minyak rem terhadap kaliper rem, di dalam master rem ini ada beberapa komponen yang menempel, yaitu : Sebuah bak penampung minyak rem. Handle sebagai penekan piston Pegas sebagai memantul handle agar kembali ke posisi semula Piston atau penekan 10 b. Brake lines / selang minyak rem Gambar 7. Brake lines / selang minyak rem Brake lines/ Selang ini berfungsi sebagai penyalur dari minyak rem yang mendapat tekanan dari piston di kaliper. c. Brake caliper Gambar 8. Brake caliper Setelah minyak melalui selang kemudian berlanjut ke Brake caliper. Di Brake caliper ini ada batang penekan atau piston lagi yang fungsinya untuk menekan kampas rem atau sepatu rem. Ada beragam jumlah piston dalam caliper, ada yang menggunakan satu piston saja ada dua, tiga bahkan empat, akan tetapi fungsinya tetap sama yaitu menekan kampas rem. 11 d. Brake pad / Kampas rem Gambar 9. Brake caliper Kanvas biasanya terbuat dari campuran asbes yang di bentuk sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan gesekan dan cengkraman yang sangat kuat terhadap piringan atau disc. Di dalam sebuah kanvas biasanya ada garis-garis atau alur, fungsinya untuk mengurangi panas akibat gesekan selain itu juga sebagai tempat pembuangan serpihan kampas yang terkikis akibat gesekan [5] 2.3.2 Bagian Rem Tromol a. Drum Brake Drum brake atau tromol rem terletak tengah-tengah roda motor. Letak rem tromol sepeda motor dapat menghemat pemakaian ruang pada bagian belakang sepeda motor. Fungsinya untuk media gesekan agar gaya putar pada roda dapat dihentikan. Tromol rem terbuat dari metal padat yang tahan terhadap panas, sehingga ketika bergesekan dengan kampas rem akan menyebabkan perlambatan pada putaran roda. Gambar 10. Brake Caliper 12 b. Brake Shoe Brake shoe berfungsi sebagai tempat penempelan kampas rem. Kampas rem rem tromol berbeda dengan kampas rem piringan atau cakram. Kampas rem ini berbentuk persegi panjang yang melengkung. Biasanya, sepatu rem sudah dijual dalam satu unit dengan kampas rem, sehingga ketika akan melakukan penggantian kampas rem otomatis brake shoe juga ikut diganti. Hal ini berbeda pada sistem rem tromol bus, pada bus dan truck sepatu rem tidak diganti. Hanya kampas rem yang diganti menggunakan proses pengelingan. Gambar 11. Brake shoe c. Pedal / Tuas Rem Pedal / tuas rem adalah komponen input yang berfungsi sebagai tempat pengguna untuk mengaktifkan sistem pengereman. Pedal rem ada dua macam, pedal rem injak yang ada pada sepeda motor bebek dan pedal rem tipe tuas yang ada pada motor matic. Meski berbeda tapi memiliki fungsi yang sama saja. a. Pedal Rem b. Tuas Rem Gambar 12. Pedal dan Tuas Rem 13 d. Tuas Penghubung Tuas penghubung ini terletak diluar sistem utama rem tromol, komponen ini berupa batang besi yang menghubungkan tuas penggerak rem dengan pedal rem. Tuas penghubung ada pada sistem rem tromol motor versi pedal injak, sedangkan pada motor matic yang menggunakan tuas rem tangan, menggunakan kabel kawat untuk menghubungkan tuas dengan batang penggerak rem. Gambar 13. Brake Shoe 2.4 Efisiensi Rem dan Jarak Henti Gaya perlambatan maksimum diaplikasikan oleh rem pada roda dan tergantung dari koefisien gesek antara jalan dengan permukaan ban. Jika koefisien gesek tertinggi dapat dicapai, total gaya perlambatan yang dihasilkan pada roda tersebut ekivalen dengan berat kendaraan itu sendiri. Jika kasus ini terjadi maka perlambatan yang dialami oleh kendaraan ekivalen dengan percepatan gravitasi,g= 9.81 m/s2 dan rem dikatakan memiliki efisiensi 100%. Pada kasus sebenarnya efisiensi 100% jarang dipergunakan untuk kendaraan biasa. Karena pertimbangan keamanan penumpang pada kendaraan biasa. Pengurungan efisiensi rem dilakukan karena terlalu tinggi, efisiensi rem memberikan perlambatan yang besar sehingga dapat membuat kendaraan terjungkal dan penumpang terluka pada saat pengereman dilakukan. Efisiensi rem pada kendaraan bervariasi antar 50% sampai 80% [2] 14 Kecepatan Jarak Henti Kondisi Rem 30 5 7 12 Sempurna Baik Baik 50 10 16 25 Sempurna Baik Buruk 80 31 47 71 Sempurna Baik Buruk 100 45 70 100 Sempurna Baik Buruk 2.5 Perbaikan Sistem Rem 2.5.1 Perbaikan Sistem Rem Tromol Gambar 14. Konstruksi Rem Tromol Langkah awal adalah melepas unit roda, kemudian baru melakukan pembongkaran dan pemeriksaan